ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤
HAIBA DAN BILLAL.
SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU
⬇
SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____الْمُتَحَابُّونَ فِي اللَّهِ عَلَى كَرَاسِيَّ مِنْ يَاقُوتٍ حَوْلَ الْعَرْشِ
"Orang-orang yang saling mencinta karena Allah, mereka berada pada kursi-kursi Yaqut (permata) di sekitar 'Arsy."
(HR. ath-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir).
_____"Sekolah luar sudah banyak yang tau tentang kasus ini. Kemungkinan kamu untuk dikeluarkan dari sekolah itu besar, karena kamu sudah mencoreng nama baik Lintas Angkasa. Saya tidak habis pikir dengan kamu, Haiba. Di sekolah kamu berperilaku seperti laki-laki, dan ternyata di luar pun lebih parah." Pak Gustian terdiam sesaat, "Saya juga mendapat laporan, jika tadi kamu membuat kerusuhan di kantin. Bagaimana jika orang tua murid menelpon saya kembali karena sudah diperlakukan seperti itu oleh sesama muridnya? Jika kamu ingin tau, saya selalu menjaga nama baik kamu kepada semua orang tua murid agar kamu tidak dituntut untuk dikeluarkan dari sekolah, tapi balasan kamu untuk saya apa?"
Haiba terkekeh sinis mendengarnya. "Bapak menjaga nama baik saya, atau menjaga nama baik sekolah?"
Pak Gustian menghela napas lelah. "Maumu apa, Nak?"
Hari ini ia baru saja pulang dari Bandung, saat melihat catatan siswa yang bermasalah, Bu Andin melaporkan jika akhir-akhir ini sedang ramai-ramainya kasus Haiba.
Haiba hanya diam malas untuk menjawab.
"Sudah dua minggu, kasus kamu belum kunjung selesai. Bu Andin sudah memanggil orang tuamu, tapi kenapa mereka tidak kunjung datang?"
"Mana saya tau," jeda sejenak, "Boro-boro dateng ke sekolah, dateng ke rumah sakit jenguk saya aja enggak," lanjutnya dengan suara pelan.
Pak Gustian duduk kembali. Kedua matanya menatap siswinya yang langganan keluar masuk BK. "Saya mau kamu jujur, apa kasus itu benar?"
Haiba ikut menatap Pak Gustian. "Kalo saya berkata jujur, apa bapak mau percaya?"
"Mungkin."
"Percuma," desis Haiba, lalu ia beranjak dari duduknya untuk keluar dari kelas. Saat membalikkan tubuhnya, ia hampir saja menabrak dada bidang yang ada di hadapannya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawab Pak Gustian dan Bu Andin.
Billal menyimpan beberapa lembar kertas di meja. "Ini bukti kuat, kalo Haiba tidak bersalah."
Pak Gustian mengulurkan tangannya untuk membawa kertas-kertas itu, kedua matanya membaca dengan teliti. Di sana ada kartu keluarga asli dan beberapa informasi lainnya.
Haiba yang melihat itu mengernyitkan dahinya bingung. Bagaimana bisa Billal mendapat semua informasi tentang keluarganya?
"Bukannya sekolah memiliki kartu keluarga semua murid? Sudah jelas, di kartu keluarga tersebut Haiba hanya anak satu-satunya dari Om Syahir dan Tante Qalbi." Billal menatap sejenak Pak Gustian. "Dan pelaku yang membuat artikel tersebut, sudah dibawa ke pihak yang berwajib karena sudah mencemarkan nama baik. Saya harap bapak dan ibu lebih bijak dalam mencerna sesuatu."
Pak Gustian menoleh kepada Bu Andin. "Beri tahu pembina penyiar radio sekolah, besok umumkan jika Haiba tidak bersalah."
Bu Andin mengangguk patuh. "Baik, Pak. Billal, terimakasih sudah menyelesaikan kasus ini. Silahkan kalian berdua untuk masuk kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengukir Wajah Bidadari
Teen Fiction"Mau diukir?" "Apanya?!" "Wajah." "Hm?" "Biar kaya bidadari. Cantik, karena selalu tersenyum." "Kenapa emangnya?" "Aku ingin melihat senyummu yang dapat mengirimku ke langit." _____ Billal Hafizh Athaillah, nama yang memiliki arti rahmat Allah swt...