14. Su'udzon

332 71 15
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”
_____

Sudah larut malam, toko pun sudah tutup. Mereka yang sudah selesai merapikan toko langsung menuju pos satpam.

Ezar yang masih ceria menghampiri Pak Baim sambil membawa mainan monopoli. "Pak, Im! Ayo kita berkeliling dunia!"

Pak Baim yang sedang bercermin di kaca spion motor milik Billal pun langsung menoleh. "Buat apa keliling dunia kalo ujung-ujungnya mendekap di penjara? Saya gak mau main ah!"

Zayyid merangkul bahu Pak Baim. "Kalo Pak Im menang, Zay bakal kasih bapak permen!"

Asyam yang mendengar itu tertawa lalu menepuk keras bahu Ziyyad. "Tuh, Ziy, kelakuan kembaran lo. Pak Im udah bapak-bapak gitu, masa disogok sama permen?"

"Biarin aja, kalo abis gak akan gue beliin lagi!"

Awan, laki-laki yang memiliki wajah sangar namun memiliki hati seperti malaikat itu akhirnya ikut merangkul bahu Pak Baim. "Pak Im, mari kita mewujudkan mimpi kita lewat monopoli ini. Seenggaknya, kita bisa keliling dunia dan punya uang banyak tanpa harus ker-"

"Asyam."

Panggilan itu membuat mereka menoleh kepada sosok laki-laki tinggi yang baru saja datang.

"Ini buat Nahwa," katanya sambil menyodorkan paper bag yang berisi pakaian muslim.

Ezar yang menyaksikan itu langsung menghampiri Billal sambil memelototkan matanya. "Lo suka Nahwa?! Lo berpaling dari Haiba?! Lal, gue tau Nah- mmph."

Billal membekap mulut Ezar dengan cepat. "Jangan diterusin."

"Makasih, Lal," ucap Asyam.

"Itu sebagai tanda terimakasih, karena dua minggu ini Nahwa mau temenin Haiba di rumah sakit. Di dalem juga ada pakaian muslim buat lo, jadi bukan buat Nahwa aja," katanya.

"Makannya jangan su'udzon dulu!" Pak Baim melotot kepada Ezar.

"Lagian gue yakin, Billal pasti sukanya sama Haiba. Ya, Lal? Iya kan, iya aja ngaku lo!" desak Awan.

"Enggak."

"Bwohwong- ah lwepwaswin!" Ezar menepis lengan Billal dengan kesal. "Nih ya, pagi-pagi lo ke rumah sakit nganterin sarapan, padahal rumah sakit juga ngasih sarapan. Pulang sekolah, lo sama Umi Del ke rumah sakit sebentar sampe Nahwa atau Kak Ulya dateng. Pulang kerja lo ke sana lagi buat nemenin Haiba padahal lo cuma diem di depan ruangannya, bahkan dua minggu ini lo tidur di rumah sakit. Kalo bukan suka, apa dong namanya? Ah, atau udah cinta kan lo?!"

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang