31. Jalur Langit

398 86 46
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAH KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

Apa kabar semuanya? Aku harap kalian baik-baik aja setelah digantung sama Billal Haiba ya ahahaha.

Ada yang kangen?

Kalo kalian kangen, cepetan baca deh biar rasa kangen kalian terobati.

Selamat membaca!
_____

Rasulullah ﷺ bersabda,

وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ.

 “Jika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, jika engkau minta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah.”
_____

Di sepanjang jalan yang sudah sepi, karena waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, Haiba mengendalikan mobil Rafan dengan kecepatan tinggi. Ia sudah mengetahui keberadaan ayahnya dari Rafan juga.

Dengan emosi yang memuncak, Haiba menabrak pagar yang menjulang tinggi itu dengan kencang sehingga satpam yang sedang berjaga langsung menghampirinya.

"Gila! Mobil gue ini!" kesal Rafan.

Haiba tidak mendengarnya, ia membuka kaca mobil lalu menyembulkan kepalanya. "Bukain!"

Satpam itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf, Mbak. Apa mbak sudah ada janji dengan bapak?"

"Gue selingkuhannya! Cepet bukain!"

Kedua mata satpam itu membelalak kaget, namun akhirnya satpam itu membuka pagar dengan cepat.

Haiba menancap gas kembali, tidak memperdulikan ekspresi kebingungan dari satpam yang masih menatapnya.

Dengan langkah kesalnya, Haiba mendorong pintu dengan sekuat tenaga, untung pintunya belum terkunci. Sedangkan Rafan hanya diam memperhatikan dari dalam mobil.

"AYAH!" Haiba berteriak lantang. Ia duduk di sofa yang ada di sana dengan gaya songongnya.

Seketika Haiba bergedik ngeri saat ia menyadari bahwa dirinya memanggil Syahir dengan embel-embel 'ayah'.

"SYAHIR! KELUAR LO!"

Haiba mengedarkan pandangannya, mencari-cari sosok Syahir yang tidak kunjung keluar. Ia memutuskan untuk membuka pintu-pintu kamar.

Sudah ada lima kamar yang ia buka namun ia tidak menemukannya. Tinggal pintu yang paling ujung yang belum ia buka.

Haiba berjalan cepat lalu membuka pintunya. Terlihat di sana Syahir sedang merokok di jendela besar, sedangkan Wafa sedang tertidur di kasur. Haiba mendekati Syahir sambil melipat kedua tangan di dada. "Beraninya culik bocil. Cuih! Malu sama umur lo!"

Syahir langsung berdiri lalu mencekik Haiba. Sakit sih, namun Haiba hanya memasang wajah datar saja.

"Jangan ikut campur urusan ayah!" geram Syahir.

"Ayah?" Haiba pura-pura celingukan. "Mana ayah? Gak liat tuh."

Cekikan itu semakin kuat namun tak lama Syahir mendorong tubuh Haiba ke arah jendela. Untung saja kaca itu tidak pecah, bayangkan jika pecah, gagal lah ia menjadi seorang pahlawan.

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang