21. Perdebatan

270 65 20
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, sementara dia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga” (Shahih at-Targhib wat Tarhib, no. 138).
_____

Mereka semua berpencar untuk melihat keadaan toko. Billal mengecek ruangan khusus tempat menyimpan berbagai barang-barang untuk dibagikan sesuai dengan program Sincerity. Ezar mengecek buku-buku yang berada di lantai satu bersama yang lain. Zayyid, Asyam, juga beberapa karyawan mengecek lantai dua. Ziyyad menyusul Billal untuk mengecek uang yang telah terkumpul dari program GGS, dan Dahlan mengecek uang tabungan yang belum ia simpan di bank sebelum mereka kemping.

Billal dan yang lainnya memutuskan untuk izin pulang terlebih dahulu karena keadaan benar-benar genting. Untunglah guru piket mengizinkannya. Sedangkan adik kelas yang satu sekolahnya tidak diberi izin karena sudah cukup untuk lima orang saja yang boleh izin.

Ezar menendang kursi yang sudah hancur itu. "Gila nih! Cuma orang yang gak punya otak yang berani ngelakuin hal kaya gini! Gue sumpahin orang-orang itu dapet hukuman yang setimpal."

Tidak jauh dari Ezar, Lingga menitikkan air matanya saat melihat Al-Qur'an sudah berserakan di bawah. "Ya Allah, berilah ampunan kepada orang-orang yang melakukannya."

Jovi yang menyusul Lingga dibuat mematung saat melihatnya. "In-ini gak salah?"

"Ayo beresin, Jo."

Beralih ke lantai dua. Asyam mengecek pakaian muslim dan yang lainnya. Zayyid mengekor Mufti yang akan mengecek kasir. "Gimana, Bang Muf?"

Mufti menggeleng. "Abis semua."

"Ini gimana ceritanya, Bang?"

Sebelum membuka kotak tempat menyimpan uang tabungan, Dahlan menjawab pertanyaan Billal. "Kaya biasa, shalat dzuhur kita tutup toko dulu. Abis shalat kita abisin waktu istirahat di luar, kita makan pecel lele di tempat biasa. Pas ke sini, ya udah kaya gini."

"Pasti orang yang ngelakuin ini banyak, Lal. Cuma dalam waktu sebentar, ini toko bisa kebobolan gini. Gak mungkin cuma satu atau dua orang," timpal Ziyyad.

"Tokonya umi gimana? Gak kenapa-kenapa kan?"

"Alhamdulillah aman, Lal. Tadi Jo sama Lingga udah cek. Mereka juga nyuruh Umi Del sama karyawannya buat pulang, takutnya ada apa-apa."

"Yang masih sekolah belum pada tau, Bang?" tanya Billal disela-sela mengecek barang-barang. Sebenarnya ia sedang panik, namun ia berusaha tetap tenang. Bagaimana tidak panik, toko sekaligus tempatnya berkumpul Sincerity kena bobol. Banyak fasilitas yang dirusak, benar-benar hancur berantakan. Untung saja mereka tidak membuat bangunan ini runtuh.

Dahlan menggeleng. "Gue belum ngasih tau mereka. Baru mahasiswa yang shift pagi aja yang tau kejadian ini. " Kedua bahu Dahlan merosot setelah membuka kotaknya. "Uang tabungan gak ada, Lal. Maaf, waktu toko libur sebelum kemping, gue gak langsung nyimpen ke ATM soalnya."

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang