19. Perempuan

310 68 9
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)

_____

Setelah mengambil wudhu, Billal memasuki tenda kembali untuk memakai baju muslim, sarung, juga peci hitam miliknya.

Segera ia melaksanakan shalat tahajud di luar tenda sendirian. Ia sudah membangunkan sahabat-sahabatnya, tapi mereka susah sekali bangun, mungkin karena tidur kemaleman.

Usai shalat, tak lupa Billal mencurahkan segala isi hatinya yang akhir-akhir ini tidak mengerti apa yang terjadi dengan perasaannya.

Ya Allah Ya Rahman Ya rahiim.

Wahai pemilik hati setiap makhluk, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.

Jangan sampai imanku goyah hanya karena perasaan yang tidak menentu. Hati ini milikmu, kuserahkan urusan hati kepadamu, karena engkaulah penulis skenario terindah untuk hamba-Nya.

Jika dia baik bagiku, baik untuk agamaku, bagi masa depan dunia dan akhiratku, maka permudahkanlah. Namun jika bersamanya aku lalai dari-Mu, gantilah dengan yang terbaik untukku.

Letakkanlah hati ini kepada seseorang yang meletakkan hatinya kepada-Mu.

Aamiin Ya Rabbal 'Alaamiin.

Setelah mengusap wajah dengan telapak tangan, Billal membuka kedua matanya, betapa kagetnya ia saat melihat perempuan yang duduk di atas sejadah yang sama. Kedua matanya sedang terpejam, kedua tangannya menengadah ke atas, seperti yang ia lakukan tadi. Kini mereka berdua sedang berhadapan. Entah kenapa rasanya Billal sulit untuk berucap ataupun bergerak.

Bulu mata lentik itu bergerak ke atas, menandakan kedua bola mata bulatnya mulai terbuka. Dengan wajah datarnya perempuan itu berucap, "Udah?"

Billal menatap ke sekelilingnya lalu berdiri. Walaupun tidak ada siapa-siapa tetap saja rasanya aneh duduk berduaan di atas sejadah yang sama. "Ngapain di sini?"

"Mengaamiinkan do'a."

Hatinya berdesir hangat saat mendengar jawaban itu. Billal memejamkan matanya untuk mengartikan apa maksud dari yang ia rasakan.

Haiba beranjak berdiri, mengambil sejadah milik Billal, sambil melipat ia berkata. "Aamiinkan do'aku, agar harapan itu memiliki kekuatan besar untuk terbang sampai langit."

"Tiba-tiba ada quotes lewat di otak gue. Makannya gue bantu aamiinin, siapa tau cepet sampe ke langit," lanjutnya.

"Sini." Billal mengulurkan tangannya untuk meraih sejadahnya.

Dengan cepat Haiba menyampirkan sejadah itu di bahu kanannya. "Buat gue."

"Mau dipake?"

Haiba mengedikkan bahunya. "Suatu hari nanti, mungkin."

Billal hanya menghela napasnya.

Sebelum beranjak pergi, Haiba berkata. "Suatu hari nanti, sejadahku akan tergelar rapi di belakang sejadahmu."

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang