4. Al-Qur'an

474 98 6
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?

_____

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ   Artinya: Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).
_____

Haiba melirik jam tangannya. Terlambat sekolah, lagi, entah yang keberapa kalinya. Namun, Haiba nampak tidak peduli. Wajahnya saja datar saat menatap gerbang yang menjulang tinggi sudah tertutup rapat. Justru, yang heboh adalah satpam sekolahnya. Pak Slamet sudah menatap sengit Haiba yang juga sedang menatapnya. Menurut Haiba, musuh bubuyutan di sekolahnya adalah Pak Slamet. Karena menurut Haiba, Pak Slamet itu sangat-sangat menyebalkan.

"Aduh, Haibaaaaa. Saya kira kamu naik kelas mau berubah. Kerjaannya telaaaaat terus. Tuh liat!" Pak Slamet menunjuk ke arah lapangan. Sedangkan Haiba hanya melirik sekilas dengan malas. "Ini hari jum'at. Masuk setengah tujuh, karena ada literasi dulu. Kamu ini, kaya murid baru yang gak tau jadwal aja. Kamu diem di sini, perhatiin orang yang ngasih materi di lapang. Jangan lupa, buku kamu keluarin, catet materinya, karena hari jum'at pasti tentang agama islam, siapa tau hati kamu terketuk dengernya. Harus lengkap!"

Haiba memutar bola matanya malas sambil bersedekap dada. "Masih pagi, Pak! Jangan ngajak ribut deh. Udah cepet bukain."

"Mana ada murid terlambat boleh masuk!"

"Pak, kali iniii aja. Jadwal pelajaran pertama ulangan, kalo saya gak ulangan terus gak dapet nilai, emangnya bapak mau tanggung jawab?!"

Pak Slamet menutup kedua telinganya namun tidak rapat, lalu berkata, "Bapak gak denger!"

"Nama aja Pak Slamet, tapi gak bisa slametin orang," gerutu Haiba namun masih bisa terdengar oleh Pak Slamet.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Pak Slamet mengetuk-ngetuk gerbang agar Haiba menatapnya. "Tuh dengerin, mau mulai. Saya bolehin kamu masuk, asalkan kamu catat materinya."

Haiba hanya bergumam saja lalu menyenderkan tubuhnya di dinding. Bukannya mengeluarkan buku catatan, Haiba hanya mengeluarkan ponsel untuk direkam saja. Menurutnya, kenapa harus ribet jika ada cara mudah. Tangannya bersedekap dada dan matanya terutup. Matanya benar-benar ngantuk karena ia baru tidur satu jam.

"Untuk kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang pertolongan Al-Qur'an di alam kubur. Jika kalian merasa apa yang saya sampaikan penting, boleh dicatet, tapi jika menurut kalian ini tidak penting saya mohon kepada kalian untuk dengarkan pembahasan ini. Karena Al-Qur'an adalah obat penawar jiwa yang gelisah, pikiran yang tak menentu, dan jasmani yang kurang sehat."

Matanya yang semula tertutup menjadi terbuka dengan sendirinya. Ia tidak tahu, hatinya tiba-tiba berdesir hangat saat mendengar kata Al-Qur'an. Tapi Haiba mengenyahkan pikiran itu. Pasti hatinya berdesir karena mendengar suara orang yang sedang berdiri di depan sana.

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang