Suasana di gedung universitas terbilang ramai, banyak petugas keamanan yang mengatur keluar masuknya kendaraan agar tidak terjadi kemacetan. Gerbang bertuliskan Selamat Datang menjulang tinggi, di bawahnya tergantung sebuah spanduk menandai kegiatan wisuda sedang berlangsung, jauh di depan sana terdapat tugu dengan logo perguruan tinggi tempat Jena mengemban ilmu.
Halaman kampus ramai oleh keluarga mahasiswa mahasiswi yang menunggu proses wisuda putra putrinya dengan tak sabaran. Parkiran penuh, banyak yang tidak tertampung dan terpaksa menunggu di luar universitas.
Begitu pula dengan pedagang yang berserakan dimana mana, menjadi kesempatan bagi mereka dalam mendapatkan banyak uang. Biasanya di acara seperti ini banyak yang meminati rangkaian bunga sebagai ucapan graduation.
Di antara hamparan manusia yang tak terhitung jumlahnya, ada Daniel yang dengan sabar bersandar pada mobil di belakangnya. Terik matahari tak mengindahkan laki laki itu untuk berteduh, demi memudahkan kasihnya agar nanti saat dia keluar dari dalam gedung, Daniel bisa dengan mudah ditemui tanpa harus menyulitkan Jena mencari ke sana kemari.
Sebenarnya, mahasiswa/i boleh ditemani oleh kerabat dengan jumlah maksimal dua orang. Sayang karena Daniel tidak datang lebih awal, terhambat oleh pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Saat ia sampai di sana, pintu gedung sudah ditutup, acara di dalam aula telah berlangsung sekitar sepuluh menit sebelum ia sampai.
Di tempat ini, meski jarak yang membentang di antara dirinya dengan Aljena sangat dekat, Daniel hanya bisa menyaksikan kelulusan perempuan itu dari siaran langsung.
Gawainya ia genggam erat saat melihat Jena muncul di sana, berjalan anggun di atas panggung dan mengulas senyum ke arah kamera yang menyorotnya, membuat Daniel dilanda gelisah karena merasa kurang hanya dengan melihat Jena dari layar ponsel.
Sesi itu berlangsung lama, pada akhirnya pembawa acara menyebutkan bahwa kegiatan sudah hampir selesai, kemudian akan ditutup oleh doa bersama dan pembubaran.
Daniel menyimpan ponselnya dengan tergesa, berbalik badan untuk mengambil rangkaian bunga dari dalam mobilnya dan sejenak memastikan bahwa aroma mawar itu masih terasa segar.
Selesai dengan persiapannya, Daniel lantas melangkah maju untuk sedikit lebih dekat dengan pintu gedung—karena ia tau letak tempat duduk Aljena berada di sisi barisan pertama, dekat dengan pintu masuk dan sangat memungkin untuknya keluar lebih dulu dari pada yang lain.
Namun tiba tiba, seorang anak laki laki berlarian dengan langkah ceroboh hingga menabrak Daniel. Benturannya cukup kencang, selain anak itu yang ambruk di tanah, bucket bunga dalam genggaman Daniel juga ikut terlempar tak jauh dari sana.
Setelah menyeimbangkan tubuhnya, ia menghampiri—berjongkok untuk menanyai keadaan anak itu. Terdapat kotor pada bagian celananya, namun tidak sampai terluka.
Dia dibantu berdiri meski tertatih tatih, ringisan kecil terdengar serak—mungkin menahan isak, tingginya setara dengan tubuh Daniel saat berjongkok, membuat dia leluasa untuk menatap orang di hadapannya dengan pandangan bersalah. "Maaf ya, om. Aku tadi main kejar kejaran tapi nggak lihat ke depan," katanya sambil menunduk gelisah.
Sudut bibir Daniel terangkat, tangannya bergerak merapikan rambut sang anak yang sedikit berantakan sambil bergumam. "It's oke, boy. Jangan diulangi, ya? Lain kali hati hati."
Mendapat jawaban tersebut, anak itu kembali mendongak dengan riang, genangan air matanya tumpah meski ia mengulas senyum lebar hingga deretan gigi kecilnya terpampang. "Terimakasih," ucapnya sebelum pergi menjauh.
Daniel masih memperhatikan hingga anak itu sampai di kerumunan keluarganya. Pandangannya beralih pada bucket yang tergelatak tak jauh dari sana, ia meraihnya seraya berdiri, memeriksa beberapa kelopak bunga yang terlepas dari tangkainya dan beberapa yang patah hingga mengurangi nilai keindahan darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALJENA [END]
Teen FictionAljena Claudia, seorang mahasiswi semester akhir yang tengah kelimpungan dalam menyusun skripsi. Beban hidupnya kian bertambah saat sang papa dengan kurang ajarnya menyuruh dia untuk segera menikah-yang katanya demi menyetujui kontrak kerja sama den...