All Cr Pics : Pinterest, Twitter
Disclaimer : Fiksi, Ignore Typo, Harsh Word
Status : Dalam Proses RevisiCERITA INI HANYA FIKTIF SEMATA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, DAN KEJADIAN MERUPAKAN KEBETULAN SEMATA TANPA ADA UNSUR KESENGAJAAN.
enjoy guys
💥💥💥
TW // Child Abuse
"Bagaimana kalau kamu papa jodohkan?"
Pertanyaan itu terdengar seperti sebuah perintah, tegas dan menekan, diucapkan oleh seseorang bertubuh tegap di hadapan Aljena sekarang.
Perempuan itu hanya terdiam kaku di sofa ruang tamunya. Dengan wajah mendongak memandang Gentara—sang papa—penuh lirih.
"Pa?"
"Kamu menolak, angkat kaki dari rumah ini," ucap sang kepala rumah tangga.
"Papa!" Gertak Jena yang kini berdiri dari duduknya dengan kaki gemetar. Berhadapan dengan laki laki yang selama ini ia agung agungkan, papanya—cinta pertama dalam hidupnya.
"Kenapa papa jadi kayak gini? main perempuan, minum segala macam alkohol, kasar, semena mena. Sejak kapan sifat itu ada di diri papa?!" Teriak Jena yang sebenarnya mencoba menahan Isak menangis.
Tidak kah Tara punya sedikit belas kasih pada putri semata wayangnya? Tidak pantas kah seorang Aljena untuk mendapatkan secuil tempat di hati sang papa tercinta? Tidak kah Tara berpikir kalau ia lah korban dari semua kekacauan yang terjadi selama ini?
Semua pertanyaan berputar di kepala, mengaung pedih menggetarkan setiap dinding hatinya yang bertabur luka.
"Kamu tau betul sejak kapan papa seperti ini," Tara bersedekap dada, memandang sang putri dengan tatapan dingin.
Sementara, Jena melihat kekosongan disana. Kesengsaraan tersirat dalam bola mata yang menatapnya nyalang. Ia lantas menghela nafas.
"Apapun yang terjadi kemarin, itu udah jadi bagian dari takdir, pa.." lirihnya disambut oleh gelak tawa sarkas yang Tara layangkan.
"Benar, kamu benar, Aljena. Ini takdir. Lebih tepatnya, takdir yang gak pernah papa harapkan."
Jena membuang muka—geram atas ucapan sang papa. Rambutnya ia sugar kebelakang dengan satu tangan berkacak pinggang. Emosinya tak karuan, meluap hingga permukaan dan siap meledak kapan saja.
Tak akan ada habisnya kalau terus meratapi hidup yang tak pernah ia temui titik terangnya. Semenjak mama meninggal, dunianya jadi sangat berantakan. Seolah Tuhan merenggut kebahagiaan seiring dengan sang mama yang juga pergi meninggalkan.
"Apa keuntungan yang papa dapatkan kalo Je terima perjodohan ini?" Tanyanya mendongak tinggi.
Tara mendengus, sembari menarik kaca mata yang sedari tadi bertengger di hidungnya agar terlepas. Dengan santainya ia berucap.
"Nothing. Papa butuh kamu untuk memperkuat kerja sama antara papa dengan pak Darso. Saat kamu sudah menikah nanti, papa hanya ingin bebas."
"Papa jadiin Je bahan—"
"Kenapa? Dengan perjodohan ini bukan cuma papa yang diuntungkan, lagi pula kamu sudah cukup umur untuk menikah."
Jadi ia adalah harga yang pantas dibayar untuk sebuah kerja sama yang menguntungkan. Lucu saat Tara mengatakan bahwa Jena sudah sepatutnya berumah tangga yang pada kenyataannya, selama lebih dari dua puluh tahun ia hidup, Jena tidak pernah menjalin hubungan secara intens dengan seorang laki laki. Sejauh ini hanya beberapa yang dekat dengannya namun hanya sebatas teman.
![](https://img.wattpad.com/cover/250271644-288-k356553.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJENA-[END]
Подростковая литератураAljena Claudia, seorang mahasiswi semester akhir yang tengah kelimpungan dalam menyusun skripsi. Beban hidupnya kian bertambah saat sang papa dengan kurang ajarnya menyuruh dia untuk segera menikah-yang katanya demi menyetujui kontrak kerja sama den...