vote before reading
.
Selama meeting berlangsung, Daniel tidak fokus pada persentase yang Dina sampaikan di depan. Matanya sesekali melirik Jena yang duduk tak jauh dari pandangannya, tepat di samping Bryan. Tangan cantik yang mempunyai jari lentik itu memegang proposal dan membacanya dengan teliti.
Sesekali Jena bersuara memberi tanggapan, membuat Daniel diam diam menatapnya kagum. Perempuan itu, persis seperti Tama. Selalu fokus pada hal yang menurutnya penting. Padahal sejauh yang ia tau, Jena hanya bekerja di divisi keuangan.
Selesai meeting, Jena sama sekali tidak berpamitan pada Daniel, pikirnya untuk apa?
Ia berlalu dari sana mengikuti langkah Bryan menuju parkiran. Laki laki itu menghentikan langkahnya kala ia melihat ke arah Jena.
"Proposal itu kenapa kamu bawa?" Tanya Bryan melirik proposal dalam genggaman Jena.
Alis Jena bertaut kini.
"Harusnya kamu berikan itu pada laki laki tadi."
"Lah mana saya tau."
"Berikan itu pada Daniel."
"Saya?" Jena menunjuk pada dirinya sendiri.
"Kamu maunya siapa?" Tanya Bryan heran.
"Bapak aja deh ya." Ujar Jena meminta.
Seketika Bryan menatapnya tajam. "Bos nya siapa disini?"
"Bapak." Jawab Jena sembari menunjuk Bryan.
"Jadi?"
"Kan bapak lebih tau, jadi mending bapak aja yang balikin ini."
Daniel menarik nafas, mengusap mulutnya kasar.
"Aljena.." geramnya kesal."Iya iya, ini saya balikin." Putus Jena segera berlari kembali masuk kedalam kantor.
Jena cengo saat mencari ruangan Daniel. Ia menemukan Dina yang sedang duduk di depan komputer, dengan segera Jena menghampirinya.
"Mbak Aljena, ya?" Tanya Dina seraya berdiri saat Jena menghampirinya. Ia hanya mengangguk mengiyakan.
"Pak Daniel nya ada?" Tanya Jena mengulum bibirnya,
"Ada."
"Ini ruangannya, ya?" Tanya Jena menunjuk ruangan di sebelahnya.
"Iya, tapi sedang ada tamu di dalam."
"Oh? Saya mau ngasih ini." Ujar Jena menunjukan proposal yang di bawanya. Dina hanya mengangguk mengerti.
"Kamu bisa titip itu ke saya." Ujar Dina. Dengan segera Jena menyerahkan proposal itu kepada Dina.
"Daniel, please!"
Sontak Jena dan Dina menoleh ke sumber suara, pada pintu ruangan Daniel yang baru saja terbuka, menampakkan seorang laki laki yang kini berdiri di lawang pintu, menatap Jena dengan pandangan kaget.
Jena sendiri beralih memandang perempuan asing yang tengah mencegah kepergian Daniel.
Keterdiaman itu berlangsung lama, Jena menyengir pada Daniel.
"Pak." Panggilnya cengengesan.
"Saya mau balikin ini, tadi gak sengaja kebawa, ini saya titipin di mbak Dina, ya."
Daniel masih diam memperhatikan gerak gerik perempuan di depan sana.
"Itu saja si, kalau begitu, saya permisi dulu ya, mbak, pak. Sebelumnya terimakasih." Ujar Jena, lalu segera bergegas pergi dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALJENA-[END]
Teen FictionAljena Claudia, seorang mahasiswi semester akhir yang tengah kelimpungan dalam menyusun skripsi. Beban hidupnya kian bertambah saat sang papa dengan kurang ajarnya menyuruh dia untuk segera menikah-yang katanya demi menyetujui kontrak kerja sama den...