#22.

16.2K 615 1
                                    

Pada akhirnya, mereka berdua singgah di toko swalayan yang menjual kebutuhan rumah tangga. Jena mengadu perihal bahan makanan di rumah yang stok nya mulai menipis, juga beberapa camilan yang sudah habis.

Biasanya Jena berbelanja melalui pesan online untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tetapi, karena sekarang mereka berada di luar dan tidak ada kegiatan lain untuk dilakukan, merupakan suatu kebetulan untuknya berbelanja bersama.

Setelah menyusuri bagian peralatan mandi, Jena berniat untuk pergi mencari sayuran segar.

"Sabun kamu? Saya liat di kamar mandi udah habis?"

Jena menggeleng. "Itu nggak dipasarkan di toko swalayan, ada gerainya sendiri, tapi Je biasa beli online."

Selesai mengucapkan kalimatnya, Jena baru menyadari bahwa Daniel cukup peka terhadap hal hal kecil—yang sebenarnya, Jena sendiri tidak menyadari itu.

Lagi pula ia tidak merencanakan untuk berbelanja dalam waktu dekat, baginya kegiatan ini terlalu mendadak, akibatnya Jena tidak sempat mengurutkan apa saja yang perlu dibeli.

Sementara Daniel terus mendorong troli menuju bagian bahan makanan. Jena memilah sayuran segar yang ada, beberapa buah buahan yang terpilih berhasil masuk ke dalam keranjang.

"Pisang agak banyakan aja," Daniel meminta.

Jena menuruti, akhir akhir ini ia mulai mengetahui bahwa buah yang paling sering Daniel konsumsi adalah pisang—baik sebagai makanan pencuci mulut atau sebagai camilan di waktu senggang.

Setelah dirasa cukup, keduanya beralih pada bagian ciki dan roti.

"Bulan ini kira kira banyakin camilan yang manis apa yang gurih?" Jena menimang nimang.

"Fifty fifty. Seenggaknya kalo nanti selera kamu berubah di pertengahan bulan, nggak ada yang mubadzir dan kamu nggak rugi."

Saran Daniel cukup masuk akal, selebihnya ia tau kalau selera Jena kerap berubah ubah. Sekali suka manis, tidak melulu manis yang akan ia makan, lalu akan beralih pada makanan gurih, dan seterusnya begitu.

Selesai dengan camilan, Jena terdiam, dalam kepalanya sedang mengurutkan kebutuhannya yang belum terpenuhi.

"Kayaknya udah deh?"

"Es krim."

Seolah diingatkan akan sesuatu yang paling penting, Jena memetik jarinya dan berseru gembira. "Bener banget, es krim!"

Daniel memandang datar. Tau bahwa itu adalah part paling favorit dari daftar camilan yang Jena konsumsi. Lantas perempuan itu membeli beberapa cup es krim dengan berbagai rasa. Tidak banyak, namun jumlahnya cukup untuk satu bulan ke depan.

🌷🌷🌷

Jena memasuki rumah dengan langkah lunglai, kepalanya pening bukan main, tubuhnya lengket oleh keringat, terasa gatal akibat kebaya yang dikenakan. High heelsnya sudah ia jinjing sejak turun dari mobil, menyisakan pegal pada pergelangan kaki yang terus dipaksa melangkah hingga ke dalam rumah.

Jena bergegas mandi sebelum Daniel mendahului, sekitar lima belas menit ia membersihkan diri, lalu keluar dengan keadaan segar dan memancarkan semerbak aroma yang wangi. Jena meraih ponselnya untuk diisi daya, lalu merapikan isi tasnya yang sudah sangat berantakan.

ALJENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang