Chapter~ 15 For the first time

649 71 8
                                        

Warning!

Mature content🔞

.

.

.

.

.

Jihoon menggigit bibirnya saat merasakan tangan Daniel yang gemetar bergerak mengitari pinggangnya untuk menarik ujung baju Jihoon agar terlepas dari tubuh si empunya. Belum sampai baju itu melewati kepalanya, Daniel kembali bertanya meyakinkan.

"Kau... Yakin ingin melakukannya, Love??"

Bukan sekali dua kali Daniel menanyakan hal yang sama, tapi jawabannya tak berubah. Jihoon mengangguk dengan mata sayu yang demi tuhan membuat Daniel hampir kehilangan kewarasannya.

Tangannya bahkan gemetar. Bukan karena ia belum pernah melakukan hal ini sebelumnya, tapi karena yang akan menjadi pasangannya kali ini adalah Jihoon, pria yang ia cintai.

Ini memang bukan yang pertama kali bagi Daniel. Mohon maaf, tapi Daniel adalah laki-laki normal yang sudah memasuki usia dewasa. Ada kebutuhan yang harus ia penuhi sebagai laki-laki. Kalian tentu tahu apa maksudnya. Bukan maksudnya untuk bersenang-senang dibelakang Jihoon, Daniel berani bersumpah jika selama dua tahun mereka menjalin hubungan ia tak pernah menyentuh satupun jalang diluar sana. Bukan hanya karena saat itu mereka masih duduk dibangku sekolah, tapi juga karena Daniel benar-benar menghargai Jihoon layaknya hal yang paling berharga. Ia tak ingin menyentuh Jihoon sebelum waktunya, karena itu Daniel memilih melakukan 'solo' jika benar-benar sudah kepepet daripada mencari jalang.

Hanya saja empat tahun terakhir Daniel tanpa Jihoon benar-benar terasa sulit. Jika kalian berpikir Daniel adalah maniak seks, kalian salah. Nyatanya ia hanya pernah menginjakkan kakinya 3 kali dalam setahun kedalam club malam, itupun jika keadaan sudah benar-benar mendesak. Dan Daniel akan tetap merasa hampa setelahnya.

Tapi kali ini, ia akan melakukannya dengan Jihoon.

Orang yang selama ini ia dambakan.

Tangannya yang biasanya kokoh kini mendadak tremor.

Dirinya yang biasanya diliputi percaya diri tinggi kini merasa gugup luar biasa.

Saat melihat Jihoon yang terbaring pasrah dihadapannya, Daniel merasa seperti melihat kue tart diulang tahun pertamanya, membuatnya sangat antusias.

Ia tak pernah membayangkan hari ini akan datang padanya. Daniel bahkan merasa bersalah setengah mati saat mendapati Jihoon kerap kali terseret dalam mimpi basahnya. Baginya Jihoon itu bersih. Kelewat bersih sampai Daniel tak ingin mengotori Jihoon dengan hal berbau apapun termasuk nafsunya sendiri. Tapi melihat keadaan Jihoon saat ini membuatnya sadar, bahwa selama ini ia terlalu sering menahan diri sampai akhirnya semua hasratnya meletup-letup malam ini. Dan itu mungkin akan menyakiti Jihoon.

Daniel mengerjapkan matanya saat merasakan usapan halus dipipinya. Jihoon menatapnya dengan manik indah yang dipenuhi tanda tanya.

"Ada apa Daniel? Kau melamun, disaat seperti ini... "

Pria besar itu mengecup pelan kening Jihoon yang berkerut samar. Mengapa ia mendadak menjadi tipe pemikir disaat yang kurang tepat. Jihoon pasti merasa dirinya ditolak.

"Aku memikirkanmu Jihoon" sahut Daniel disertai tatapan dalamnya.

"Ada apa? Kau... Tidak ing-"

Cup!

Daniel mengecup cepat bibir Jihoon saat anak itu akan mengatakan sesuatu yang sangat tak masuk akal.

"Jangan mengatakan hal tak masuk akal. Tentu saja aku menginginkanmu sayang... Aku hanya takut-"

Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang