Jihoon berjalan lesu dikoridor rumah sakit yang tampak lenggang pagi ini. Pikirannya melayang pada kejadian memalukan tempo hari diapartemen Daniel. Tanpa sadar wajahnya memerah. Sialan memang Kang Daniel. Ia bersumpah kemarin adalah pertama dan terakhir kalinya ia memasuki apartemen pria itu.Pagi ini Daniel bahkan terlihat biasa saja saat menjemputnya. Dia sepertinya sama sekali tak menyesali perbuatannya yang membuat nyonya Kang salah paham. Apa hanya Jihoon yang menanggung malunya sendirian? Ah, ia lupa. Daniel kan memang tidak punya malu.
Jihoon terlalu fokus pada fikirannya sendiri sampai tak menyadari jika kini ada orang lain yang berjalan disebelahnya. Orang itu bahkan tampak bingung memperhatikan Jihoon yang terdengar menghela nafas panjang daritadi.
"Hei, ruanganmu terlewat" seruan tiba-tiba itu sukses membuat Jihoon terperanjat kaget. Mata bulatnya menatap horror pria didepannya yang tampak menunjuk pintu ruangan Jihoon sambil tersenyum manis.
"Dokter Yoon... Kau mengejutkanku" Jihoon mengusap dadanya pelan. Ia menoleh sebentar kebelakang, dan benar, pintu ruangannya terlewat beberapa langkah. Dokter Yoon, atau nama lengkapnya Yoon Jisung tampak tertawa melihat wajah kikuk adik tingkatnya itu.
"Kau melamunkan apa pagi-pagi begini? Wajahmu sudah seperti orang dikejar hutang saja" ucapnya seenak jidat. Jihoon merengut.
"Hanya memikirkan hal tidak penting. Dan ada apa kau membuntutiku Dokter?" tanya Jihoon heran.
"Berhenti. Bahasa formalmu itu menyakiti telingaku, biasanya juga kau bersikap tidak sopan padaku jika dirumah" Jisung memutar bola matanya jengah. Jihoon terkekeh.
"Aku akan begitu diluar rumah sakit, Dokter Yoon" balas Jihoon sambil menekankan kata 'dokter Yoon'. Jisung hanya mengangguk saja. Terserahlah jika keinginannya begitu. Toh adik sepupunya satu itu memang memiliki aturan sendiri.
"Oh iya, kudengar dari mom kau sudah dijodohkan, bagaimana orangnya?" Jisung tiba-tiba berseru semangat. Kini giliran Jihoon yang langsung menekuk wajahnya tak minat. Ia kembali teringat peristiwa kemarin.
"Berhenti bergosip hyung, kasihan pasienmu. Aku masuk dulu" sahut Jihoon tiba-tiba dengan bahasa informal, padahal dia sendiri yang menolak tadi. Jisung dengan cepat mengikuti langkah Jihoon memasuki ruangannya.
"Ayolah,,, Adikku sebentar lagi akan menikah masa aku tidak mengenal calonnya" Jisung sedikit merengek. Ia mengguncang pelan tubuh Jihoon yang kini sudah duduk dikursi kerjanya.
"Astaga hyung... Berhenti merengek, ingat umurmu" cibir Jihoon. Jisung semakin semangat mengganggu pemuda berpipi mochi itu, ia penasaran sungguh.
"Setidaknya beritahu aku namanya" tuntut Jisung yang kini sudah mengambil tempat duduk diseberang Jihoon, tempat duduk untuk pasien.
"Hhhh... Kau bahkan sudah mengenalnya, bukan hanya nama" serunya pelan tapi masih bisa didengar oleh Jisung.
"Aku mengenalnya??? Siapa??" pria itu semakin mencondongkan tubuhnya kearah Jihoon yang tampak enggan memberi tahu.
"Awas saja jika kau tidak memberitahuku setelah membuatku makin penasaran setengah mati" kesal Jisung.
Jihoon menghela nafas pelan sebelum berkata.
"Daniel. Dia Kang Daniel" Jihoon bisa melihat mata Jisung hampir melompat dari tempatnya. Pria yang lebih tua darinya itu tampak sangat terkejut bercampur tak percaya.
"Kau bercanda???"
"Apa wajahku seperti orang bercanda hyung?"
"Kang Daniel mantanmu itu???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
ФанфикJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...