Sudah satu minggu ini Daniel di sibukkan dengan pekerjaan kantor. Begitu juga kekasih manisnya yang bahkan beberapa malam sampai menginap di rumah sakit karena banyaknya pasien, mengingat saat ini sedang musim penyakit. Waktu bertemu untuk keduanya singkat, biarpun begitu Daniel selalu menyempatkan untuk mengantar-jemput Jihoon seperti biasanya, bahkan kini mereka lebih sering sarapan bersama, karena hanya itu waktu kosong bagi keduanya.
Jika kalian bertanya tentang lamaran dadakannya beberapa waktu yang lalu, jawabannya tentu saja-
Ditolak:')
Jihoon bilang jika mereka baru saja memulai. Ini tidak seperti ia hamil atau semacamnya, jadi tidak perlu terburu-buru. Mendengar itu tentu saja pikiran kotornya
menyuruh Daniel untuk menghamili Jihoon secepatnya, tapi untuk bertemu saja sulit, apalagi untuk menjalankan rencana mesumnya. Ck,ck,ck.
Daniel mencebik saat melihat pesannya yang belum juga dibaca oleh Jihoon. Pasti dokter muda itu sedang sibuk, tapi ini sudah jam makan siang dan seharusnya pria manis itu menyempatkan untuk sekedar makan. Jadi sebagai kekasih yang baik hati dan pengertian, Daniel dengan segala inisiatifnya sudah dalam perjalanan ke rumah sakit untuk membawakan makan siang. Untungnya pekerjaan hari ini cukup senggang, jadi ia bisa keluar dari ruangan persegi yang membosankan itu.
"Kang Daniel memang pacar yang baik. Mengesankan sekali Kang Daniel ini"
Jangan tanya itu suara hati siapa-_
Range rover hitam milik pria tinggi itu sudah terparkir mulus dihalaman rumah sakit. Dengan langkah percaya diri Daniel memasuki gedung bertingkat itu sambil menenteng plastik berlogo restoran ternama yang berisi dua kotak sushi, ia membelinya dalam perjalanan kemari tadi.
Ia menyapa sekilas kearah resepsionis yang sepertinya masih mengingat Daniel, perawat itu balas tersenyum. Baru saja pria itu ingin mengetuk pintu ruangan Jihoon, tapi seseorang lebih dulu keluar dari sana.
Dan untuk beberapa saat, mereka bertatapan dengan pandangan berbeda.
.
.
.
.
.
Jihoon yang baru saja menyelesaikan operasi melangkah pelan menuju ruangannya sambil menyugar asal rambutnya yang jatuh dikening, tentu saja itu menyebabkan serangan jantung mendadak bagi para wanita disana. Tidak tahu saja mereka jika pawangnya ganas.
Pemuda manis itu baru saja membuka pintu ruangannya dan langsung terdiam setelah melihat pemandangan didalam sana.
Kang Daniel duduk disofa panjang sambil mengalihkan pandangan dan seniornya, Yoon Jisung yang sedang menatap tajam pemuda Kang tersebut. Jangan lupakan kehadiran Younghoon yang duduk dipojokan dengan kursi pasien yang ia seret sampai kesana. Tentu saja ia tak ingin berada ditengah-tengah dua orang yang sedang diliputi aura tak bersahabat.
Jihoon menghela nafas panjang melihatnya.
Jisung langsung mengalihkan tatapan tajamnya ketika tahu Jihoon bergerak memasuki ruangan.
"Bukankah kau bilang akan meminta Dad untuk membatalkan pertunangan kalian? Kenapa dia masih bisa datang kesini sekarang??" ketus Jisung. Younghoon tersedak. Tunangan??
Jihoon mengurut pelipisnya. Ia baru saja selesai dengan operasi rumit beberapa menit yang lalu, dan sudah harus berhadapan dengan situasi semacam ini?
"Hyung... Aku lapar, bisakah jangan menginterogasiku lebih dulu? Aku butuh makan" Jihoon bergerak duduk disamping Daniel, karena memang hanya itu tempat yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
FanfictionJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...
![Verloofde [NIELWINK] END](https://img.wattpad.com/cover/248768303-64-k534687.jpg)