Chapter~ 8 Give and take

393 59 8
                                    

"AKH...SAKIT JIHOONNN" teriakan Daniel terdengar menggema ditangga darurat itu. Untunglah tidak ada orang lain disini.

Daniel mengusap-usap pinggangnya yang menjadi sasaran cubitan maut Jihoon, sedangkan pria manis didepannya masih menatap Daniel berang sambil bertolak pinggang.

"Kau ini kenapa suka sekali melakukan KDRT sih??" keluh Daniel. Jihoon memutar bola matanya malas.

"Salahmu sendiri Daniel! Kenapa kau berkata begitu pada Younghoon sunbae??"

"Berkata begitu bagaimana? Aku kan memang calon suamimu!" ucap Daniel membela diri. Jihoon mengerang geram.

"Kau lupa ya Kang?! Kita sudah sepakat untuk menjadi teman kan?! Sekarang apa lagi??" Jihoon bertanya frustasi.

Daniel mendekat. Semakin merapatkan tubuhnya dengan Jihoon yang mulai terhimpit oleh dinding dibelakangnya.

"Kau mau apa?!" tanya Jihoon takut-takut. Oh ayolah... Tangga ini sepi sekali, sangat jarang ada orang yang menggunakan tangga darurat selagi lift masih berfungsi. Bagaimana jika Daniel marah lalu mendorongnya sampai bergulingan ditangga seperti drama yang sering ia tonton? Tidak mau! Jihoon tidak mau mati muda.

Tubuh keduanya semakin merapat. Bahkan kaki mereka sudah bersentuhan. Tanpa sadar Jihoon menahan nafas.

"Kemarin sudah kubilang kan... " suara Daniel terdengar rendah. Wajahnya sedikit menunduk, menatap Jihoon dengan raut wajah tak terbaca.

"Aku masih mencintaimu Jihoon" suaranya terdengar serius. Jihoon mengerang kesal sebelum melompat, menjedukkan kepalanya ke kening Daniel sampai pria besar itu mengaduh kesakitan dan berjalan mundur, membebaskan Jihoon dari kungkungannya.

Lagi-lagi main kasar:') #poorDaniel

"Dengar ya Kang... Aku tidak percaya bualanmu. Aku sudah pernah tertipu sekali dan aku tidak akan mengulangi kebodohanku untuk kedua kalinya" seru Jihoon sambil menunjuk-nunjuk wajah Daniel yang masih sibuk dengan keningnya yang-

Benjol:')

Kasihan.

"Kepalamu itu terbuat dari marmer ya? Pantas saja keras kepala minta ampun" sungut Daniel. Kepalanya terasa berdenyut. Daniel jadi curiga jika diatas ubun-ubun Jihoon masih dilapisi oleh helm lagi.

"Kalau iya kenapa? Lebih baik kepalaku keras seperti marmer daripada lunak seperti kepalamu itu, atau mungkin bukan lunak lagi, tapi sudah mencair" pedas sekali memang ucapan manusia satu ini. Ingin rasanya Daniel membungkam mulut manis itu, dengan bibirnya🌚

"Mulutmu itu tak pernah diajari bicara yang baik-baik ya? Tak masalah. Aku bisa mengajarimu" Daniel menyeringai. Alarm tanda bahaya berbunyi keras dikepala Jihoon, dengan cepat pria berpipi bulat itu berlari menuju pintu tangga darurat, tapi tangan Daniel lebih cepat lagi. Pria itu menangkap lengan atas Jihoon lalu memojokkannya kedinding. Satu tangan Daniel menahan kedua pergelangan tangan Jihoon keatas, tubuhnya menghimpit Jihoon sangat erat, membuat pria manis itu tak bisa berontak.

"Kau harus bertanggung jawab Jihoon. Kau membuat dahiku bengkak" seru Daniel sambil memanyunkan bibirnya, berlaga merajuk, tapi dua detik kemudian seringai iblis itu muncul lagi.

"Karena itu. Aku akan membuatmu bengkak juga....




Dibibir"

Dengan cepat Daniel melahap bibir Jihoon, membuat pemuda manis itu membelalakan matanya kaget. Jihoon berontak, tapi kekuatan Daniel saat ini bukan tandingannya. Kaki Daniel bahkan menekan rapat kedua kaki Jihoon, membuat akses gerak pemuda manis itu benar-benar habis.

Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang