"Nanti siang bisa makan bersama?"
Itu mungkin pertanyaan, tapi ekspresi yang dibuat saat mengatakannya seolah-olah hanya mengizinkan jawaban iya.
Jihoon mendengus melihat Daniel memasang puppy eyes sambil menggoyang-goyangkan lengan bajunya. Heran, sebenarnya Daniel berumur berapa?
"Bisa. Sekarang berhenti bertingkah begitu, tidak cocok untuk usiamu" cibir Jihoon. Senyuman Daniel melebar sampai telinga. Senang sekali bisa makan siang bersama lagi setelah satu minggu penuh tertunda karena pekerjaan Jihoon.
Dokter muda itu baru saja ingin membuka pintu mobil, tapi Daniel bergerak cepat meraih lengan Jihoon lalu menghadapkan kearahnya.
"Kau lupa sesuatu" serunya.
Jihoon mengerutkan alis sejenak sebelum kemudian memutar bola matanya saat tau apa yang dimaksud. Pria itu memajukan wajahnya lalu menempelkan bibirnya di bibir Daniel selama dua detik.
"Sudah kan"
Lucu sekali jika Jihoon mengira itu cukup untuk seorang Kang Daniel. Nyatanya itu sama sekali tidak cukup, pria besar itu meraih tubuh Jihoon kedalam rengkuhannya lalu meraup bibir penuh itu dengan semangat. Menikmati setiap inci benda lembab yang kini Daniel hisap tanpa ampun.
Jihoon melenguh pelan sebelum akhirnya ikut menarikan bibirnya bersama Daniel, membuat pria itu lebih bersemangat lagi.
Setelah beberapa menit yang masih terasa belum cukup, akhirnya Jihoon mendorong kuat bahu Daniel. Pemuda manis itu meraup udara banyak banyak sedangkan Daniel hanya tersenyum bagai orang bodoh melihatnya.
Bibir keduanya tampak sedikit bengkak, tapi sepertinya tidak akan terlalu terlihat jika memang tidak diamati baik-baik.
Daniel mengusap lembut bibir Jihoon sebelum mengecupnya sekali lagi.
Sekali lagi.
Sekali lagi.
Dan sekali lagi sesaat sebelum Jihoon mendaratkan tangannya di belakang kepala pria itu.
Plakk!
"Augh" Daniel mengaduh. Tenaga Jihoon memang tidak main-main.
"Aku sudah hampir terlambat bodoh" makinya sebelum kemudian turun dari mobil dan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah sakit. Meninggalkan Daniel yang masih tersenyum lebar sambil memegangi bibirnya, manisnya bahkan masih terasa.
Pria itu mengendarai mobilnya keluar dari lapangan parkir lalu berjalan kearah kantornya dengan bibir merekah indah. Mood-nya bagus hari ini.
.
.
.
"Jihoon-ah, ayo kita makan. Ada cafe baru lima blok dari sini, katanya pasta disana sangat lezat" Jisung datang sambil merangkul bahu yang lebih pendek. Younghoon mengikuti dibelakang.
Sedangkan yang diajak sejak tadi tampak sibuk dengan ponselnya. Ini aneh, padahal biasanya Daniel akan stand by disini bahkan setengah jam sebelum jam makan siang, lalu kenapa sampai sekarang belum muncul juga? Bahkan pria itu tidak mengirim pesan apapun.
"Ahh... Maaf hyung, aku sedang menunggu Daniel" kata Jihoon tak enak hati.
Jisung mengernyit, dia juga tau kebiasaan Daniel yang selalu datang lebih awal dan merecoki Jihoon sampai jam makan siang, tapi kenapa sekarang tidak ada. Tumben sekali.
"Kau yakin dia akan datang?"
Jihoon mengangguk walau sedikit tidak yakin, pasalnya sekarang sudah hampir setengah jam setelah jam makan siang yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
FanficJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...