06:15am
Jihoon tersenyum lega saat tak mendapati siapapun diruang makan. Ayah dan ibunya pasti belum turun. Dengan sedikit berlari pria manis itu bergerak menuju pintu, untunglah ia berhasil bangun pagi hari ini. Jadi tak perlu ada lagi cekcok yang membuang waktu diperjalanan menuju rumah sakit.
Sesampainya di pintu depan Jihoon langsung menghela nafas lega. Tersenyum senang sebelum berjalan santai menyusuri teras rumahnya. Ia baru saja akan memesan taksi online saat sebuah suara mengejutkannya.
"Ingin pergi kemana sepagi ini Ji?" Jihoon menoleh cepat kearah gazebo disamping teras rumahnya. Disana, sang ayah tengah meminum kopi sambil bermain catur dengan.........
Kang menyebalkan Daniel.
Ah... Kenapa hidupnya sial sekali. Jihoon tak berhenti mengutuk dalam hati.
"Ahh... Aku, ingin olahraga Dad... Sepertinya aku butuh banyak olahraga agar tubuhku tidak kaku" Jihoon tersenyum kikuk. Sang ayah mengerutkan dahinya bingung.
"Olahraga dengan pakaian formal dan jas dokter itu?" tuan Park menunjuk jas putih yang tersampir ditangannya dengan pandangan heran. Jihoon merutuki dirinya sendiri, ia bahkan bisa melihat Daniel sedang menahan tawanya disana. Sialan.
"Jihoon pasti sedang mencoba kabur paman" adu Daniel. Jihoon melotot, membuat pria itu semakin tak kuasa menahan tawanya. Tuan Park hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sang anak.
"Kau harus berhenti bersikap kekanakan sayang, sebentar lagi kau kan akan menikah.. " seru ayahnya tanpa dosa. Jihoon semakin merengut. Pria manis itu menghentakkan kakinya kesal sebelum berlalu masuk kedalam rumahnya. Meninggalkan dua pria berbeda usia yang kini sama-sama tersenyum gemas.
"Ayo Daniel. Kita harus sarapan sebelum induk macan mengoceh" Daniel tertawa mendengar bagaimana tuan Park menjuluki istrinya. Pria itu mengangguk patuh lalu mengikuti langkah tuan Park menuju ruang makan.
Ini. Pagi yang indah.
<><><>
Jihoon menoleh kearah Daniel yang hari ini menggunakan topi hitam untuk menutupi rambutnya. Mungkin pria itu trauma karena kemarin dalam sehari sudah dua kali mengalami pembotakan paksa. Entah kenapa ia mendapati ini terasa lucu. Tanpa sadar pria manis itu terkekeh.
Daniel menoleh heran. Awalnya ia kira Jihoon tertawa dengan ponselnya, tapi ia terkejut saat melihat tawa Jihoon melebar saat melihat wajahnya.
"Ada apa denganmu?" tanya Daniel. Oke, ini langka. Kemarin pria itu bahkan nyaris membuat seluruh rambutnya rontok, dan jangan lupakan betapa bengisnya wajah itu saat menatap Daniel, tapi sekarang?
"Hei... Kang Daniel," panggil Jihoon disela tawanya. Daniel menoleh takut-takut. Bisa jadi Jihoon kerasukan. Ugh, Daniel sangat lemah jika berhubungan dengan hal yang horor-horor.
Jihoon tertawa lagi, dan Daniel semakin was-was. Ia bahkan sudah siap menghubungi orang pintar jika saja Jihoon tidak berhenti tertawa.
"Apa kau takut ku jambak lagi? Kau pakai topi hari ini. Pffttt.... "
Daniel tanpa sadar ikut tersenyum. Ia merapikan sedikit topinya lalu tersenyum lebar dengan mata menyipit.
"Bukankah aku tampan dengan topi ini?" kekehnya. Jihoon tertawa lagi. Bukan karena mengakui ucapan narsis Daniel tadi, tapi karena ia sadar bahwa pria besar itu tak menyangkal.
"Aku tidak akan menyiksamu jika kau tidak membuatku kesal Daniel... Jadi, bersikap baiklah padaku jika kau masih ingin memiliki rambut dikepalamu" Daniel tahu terdapat ancaman dalam kalimat itu, tapi entah kenapa ia tak bisa marah atau protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
FanfictionJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...
![Verloofde [NIELWINK] END](https://img.wattpad.com/cover/248768303-64-k534687.jpg)