"Yakin tidak ingin aku temani?""Tidak perlu. Berdua saja sudah memalukan, apalagi bertiga"
"Ah benar juga. Nanti orang bisa mengira kita mengantar anak pergi ke kencan pertama ya"
"Ck. Terserahmu lah"
"Hahahaha... Baiklah, jaga diri kalian. Jika teman kencan Daehwi macam-macam langsung telepon aku"
"Hng. Baiklah"
Jihoon menutup sambungan telepon dengan senyum kecil dibibirnya. Daehwi yang melihat itu mencebik lucu.
"Kenapa kau harus bilang padanya kalau ingin menemaniku pergi kencan buta?" Daehwi tidak terima, manusia jelemaan beruang itu pasti akan mengejeknya jika mereka bertemu nanti.
"Kau ingin kita benar-benar pergi bertiga? Dia pasti akan mengintil jika tak kuberi tahu"
Benar juga. Daehwi menghela nafas.
"Jam berapa dia datang?" tanya Jihoon. Walaupun belum 20 menit mereka mendudukkan diri di cafe ini, tapi lama-lama suntuk juga.
Daehwi mengecek ponselnya sejenak lalu menjawab. "Dia bilang sudah berada di ujung jalan. Kira-kira lima menit lagi" Jihoon mengangguk mengerti.
"Aku ke toilet dulu" seru Jihoon yang diangguki Daehwi. Dokter muda itu bangkit dan berlalu menuju toilet.
.
.
."Kau tampan sekali hari ini"
Jaehwan bergidik ngeri ketika mendengar atasannya memuji dengan wajah cerahnya. Astaga, bulu kuduknya benar-benar meremang.
"Boss... Kau oke?" Jaehwan bertanya takut-takut. Akhir-akhir ini Daniel mengalami mood swing yang benar-benar parah. Baru kemarin pria itu mencak-mencak kesemua karyawan, tentu saja Jaehwan yang paling banyak kena omelannya. Lalu tiba-tiba hari ini atasannya itu begitu hangat sehangat mentari pagi. Jaehwan jadi bingung sendiri.
"Tentu saja aku oke. Okee sekali..." Daniel berseru dengan nada melengking riang. Ah, Daniel yang begini kenapa jadi Jaehwan yang pusing.
"Ah—hahaha.... Mmm, baiklah. Kalau begitu aku keluar dulu boss" Jaehwan benar-benar harus keluar dari ruangan ini sebelum ia kehilangan kewarasannya karena memikirkan kelakuan Daniel.
"Oke. Jangan terlalu lelah bekerja, sesekali kau harus pergi berkencan, agar hidupmu yang membosankan itu ada perubahan"
Baik. Jaehwan harus segera keluar sebelum kehilangan kesabaran dan melempar bossnya menggunakan sepatu.
Sepeninggal asistennya, Daniel kembali tersenyum lebar. Coba tebak apa yang membuatnya bahagia begini.
Tentu saja karena tadi pagi ia terbangun dipelukan Jihoon. Bucin sekali memang.
Tring!
Daniel menoleh saat mendengar bunyi notifikasi dari ponselnya.
Somi
< Oppa, apa kau sibuk?
< Aku sedang di Cafe dekat
kantormu. Jika tidak sibuk
datanglah, aku punya hutang
traktiran padamu....
.
."Ah... Sudah datang" Jihoon berseru pelan saat melihat dari kejauhan sudah ada orang lain yang menempati meja mereka selain Daehwi.
Jihoon berjalan menghampiri keduanya lalu berseru basa basi kepada Daehwi.
"Sudah datang ya?" pertanyaan retoris, tapi Daehwi mendongak lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
FanfikceJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...