Jihoon dengan tergesa menuruni tangga saat arlojinya menunjukkan pukul 8 lewat. Ia bisa terlambat. Sialan, ia tidak bisa tidur semalaman karena perjodohan kemarin. Menyebalkan.
"Ah... Sayang, kenapa buru-buru sekali. Minumlah susunya terlebih dahulu"
Jihoon hanya melirik sekilas kearah ibunya lalu tersenyum kecil.
"Aku sudah terlambat Mom. Ada jadwal operasi pagi ini" serunya. Jihoon menyempatkan diri mencium kening ibunya sebelum pergi dengan kunci mobil ditangannya.
"Jihoon-ah... " Nyonya Park memanggil sekali lagi.
Jihoon menoleh dengan raut bertanya. Matanya otomatis melihat kearah samping, tepatnya ke kursi disebelah kanan ibunya. Disana, Daniel duduk manis dengan sebelah tangan menopang kepalanya dan mata yang fokus mengamati Jihoon dari atas ke bawah.
Mau apa pria itu disini?
Jihoon menghela napas panjang. Ia bahkan tak menyadari keberadaan Daniel disana karena saking terburu-burunya.
"Kenapa menghela nafas begitu? Dijemput tunangan loh ini" Nyonya Park menaik turunkan alisnya menggoda.
"Mom... Ini tidak perlu sungguh. Aku bisa menyetir sendiri. Aku tidak membutuhkan supir" Daniel menaikkan sebelah alisnya saat mendengar kata 'supir' dari mulut Jihoon.
"Supir apanya? Daniel tunanganmu"
Menghela nafas lagi. Semoga Jihoon tidak kehabisan oksigen karena terlalu sering membuang nafas dari tadi.
"Baiklah. Terserah Mom, tapi aku benar-benar sudah terlambat... Aku pergi dulu" Jihoon membalikkan badannya dan bersiap untuk pergi sebelum-
"Kau memang akan pergi... Tapi dengan tunanganmu sayang" Nyonya Park berseru sambil memutar-mutar kunci mobil yang ia rampas dari Jihoon. Pria manis itu menatap ibunya tak terima.
"Momm... Ini bukan saatnya main-main, ada nyawa pasien yang harus kutolong" tanpa sadar Jihoon menghentak-hentakkan kakinya kesal. Membuat Daniel yang menyaksikan itu tak bisa menahan senyum gemas. Lihatlah, kemana perginya orang yang begitu garang padanya semalam?
Nyonya Park menggoyangkan jari telunjuknya kekanan kekiri.
"Kau tidak akan terlambat menyelamatkan nyawa pasienmu jika saat ini kau sudah duduk manis di mobil Daniel bukannya merengek seperti sekarang"
Rasanya Jihoon ingin membenturkan kepalanya ke tembok saja. Dekat dengan Daniel dalam radius dua meter saja sudah membuatnya berang, apalagi berada dalam satu mobil yang sama dengannya. Jihoon tidak bisa menjamin rambut Daniel akan tetap utuh saat mereka sampai tujuan.
Akh! Menyebalkan.
"Kau... " Jihoon menunjuk Daniel geram.
"Cepatlah! Aku buru-buru" lanjutnya sambil bergegas menuju mobil Daniel.
Oke, ia tak punya pilihan lain sekarang.
* * *
Daniel membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, ditemani dengan gerutuan tertahan Jihoon. Pemuda manis itu bahkan enggan menoleh kearahnya sedikitpun. Dia hanya terdiam dengan bibir yang bergerak rancu, Daniel yakin Jihoon sedang mengumpatinya dalam hati.
"Berhenti mengumpat didalam hati. Aku tahu kau sudah mengabsen hampir seluruh penghuni kebun binatang" seruan santai Daniel mengundang lirikan tajam dari Jihoon. Pria itu nampaknya masih tak terima karena sang ibu sudah bersekongkol dengan Daniel untuk menyengsarakannya.
Meskipun rasa ingin mencakar Daniel adalah keinginan terbesarnya saat ini, Jihoon tak melakukannya. Ia harus menghemat tenaga untuk operasi nanti. Jadi pria manis itu hanya membunuh Daniel dengan tatapannya. Membuat pria besar itu terkekeh gemas melihat wajahnya yang demi apa, sangat menggemaskan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
ФанфикJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...