Daniel dan Daehwi sudah sampai ditempat yang dimaksud. Dengan cepat mereka berdua keluar dari mobil.
"Itu mobilnya" Daehwi menunjuk ke salah satu mobil berwarna biru kepunyaan Jihoon yang terparkir tak jauh dari lokasi mereka.
Daniel mencoba membuka pintunya, dan ternyata bisa. Entah apa yang membuat Jihoon begitu tergesa-gesa sampai lupa mengunci mobilnya sendiri. Kunci audi itu bahkan masih tercantol apik dilubang kunci.
"Ini benar mobil Jihoon. Kalau begitu dia pasti didalam bukan?" Daniel bertanya lebih pada dirinya sendiri.
"Ah. Lihat, itu ponselnya" Daehwi meraih sebuah ponsel yang tergeletak dibawah. Terheran-heran. Jihoon adalah orang yang teliti, melihat bagaimana pemuda itu tidak mengunci pintu mobil dan ponsel yang dibiarkan seperti ini tentu saja membuat Daehwi curiga.
Pria itu dengan mudah membuka pin ponsel Jihoon. Tampilan yang pertama terbuka adalah catatan panggilan. Daehwi terkejut ketika melihat betapa banyak Jihoon meneleponnya. Dan waktunya sekitar 30 menit yang lalu.
Merasa ada yang tidak beres, Daehwi buru-buru membuka aplikasi pesan, matanya membola ketika secara otomatis roomchat Jihoon dengan Jinyoung terpampang jelas. Mungkin Jihoon hanya menekan tombol home tanpa mengeluarkannya dari aplikasi, tapi bukan itu masalahnya. Yang membuat Daehwi terkejut tentu saja isi pesan itu. Daniel yang juga tengah melihat dibelakang Daehwi langsung mengepalkan tangannya. Wajahnya memerah. Emosinya seolah berlomba untuk meluap.
"I-itu... Itu video lama. Saat aku belum tau jika Jinyoung menyukai Jihoon" Daehwi tergagap. Ia tak menyangka jika saat itu Jinyoung memvideo-kan nya. Dan parahnya untuk menjebak Jihoon seperti ini.
Daniel bergerak secepat kilat memasuki bangunan itu. Auranya benar-benar kelam. Bahkan kerumunan orang yang melihat kedatangannya pun hanya bisa menyingkir memberikan jalan.
Dua orang itu berpencar mengelilingi lantai 1 untuk mencari Jihoon, setelah memastikan jika dokter muda itu tidak ada, Daniel dengan cepat melangkahkan kakinya menuju lantai 2.
Tanpa rasa takut sedikitpun pria itu membuka satu persatu pintu yang ada disana. Beberapa orang didalam ruangan jelas terkejut, bahkan ada yang sampai memaki, tapi Daniel tak peduli. Ia terus membuka satu demi satu sampai akhirnya sampai di ruangan paling ujung.
Pintunya terkunci.
Tanpa berpikir dua kali Daniel sudah tau jika Jihoon ada diruangan ini. Tidak mungkin orang yang berniat untuk sekedar minum-minum sampai mengunci pintu begini.
Daniel baru saja ingin mendobraknya sebelum Daehwi mencegah perilaku bar-bar pria itu.
"Kau tidak bisa mendobraknya seperti itu Daniel"
"Kenapa tidak bisa?! Aku tau Jihoon ada didalam sana"
"Tetap saja kau tidak bisa melakukan itu bodoh. Belum pasti jika yang didalam benar-benar Jihoon, dan kalaupun memang benar, mendobraknya hanya akan menimbulkan lebih banyak masalah. Jinyoung akan menyadarinya dan kau juga akan berurusan dengan pihak bar karena menghancurkan pintu"
"Tunggu disini. Aku akan memanggil beberapa penjaga dari bawah untuk membukakan pintu" lanjut Daehwi yang langsung berlari ke lantai bawah.
"Itu terlalu lama" lirih Daniel. Ia menjambak pelan rambutnya. Bayangan tentang apa yang mungkin terjadi didalam menghantuinya. Daniel hanya bisa berdoa semoga ia tidak terlambat.
"Tunggu aku, Jihoon-ah... " gumam Daniel sambil menatap sendu pintu itu.
Tak lama kemudian Daehwi kembali kesana dengan satu penjaga bar bertubuh besar.
"Aku sudah menjelaskan sedikit padanya, jadi dia bersedia membukakan pintu"
Daniel dengan cepat menyingkir dari depan pintu, membiarkan penjaga itu membuka kunci. Setelah selesai pria besar itu melangkah mundur, walaupun tidak pergi karena dia juga harus memastikan jika yang dua orang ini laporkan benar adanya.
Daniel dengan tak sabar membuka pintu itu. Rahangnya mengeras melihat pemandangan didepan sana. Daehwi juga tak kalah terkejut.
Disana, Jihoon dengan tangan terikat dan piama yang kancingnya hampir terbuka semua sedang dicumbui oleh Jinyoung. Pria itu bahkan tak sadar jika kini ada 3 orang yang menyaksikan aksi bejadnya.
Sedetik kemudian Daniel sudah berlari dan mendaratkan satu bogeman keras ke rahang pria itu. Jinyoung yang bahkan tak sadar situasi jelas tak bisa menghindar.
"Sialan kau! Beraninya kau melakukan hal seperti ini padanya"
Bugh!
"Sudah kuperingatkan untuk jangan menunjukkan wajahmu lagi bajingan!"
Bugh!
Daehwi dengan cepat menghampiri Jihoon. Air matanya mendadak keluar ketika melihat keadaan sahabatnya. Bercak merah bahkan sudah mewarnai sekitaran leher dan dada Jihoon. Pria mungil itu membuka jaketnya lalu menutupi tubuh Jihoon yang terbuka. Kancing piama itu sudah tidak berada ditempatnya karena sepertinya Jinyoung menarik paksa sampai mereka terlepas.
"Jihoon-ah... Ini aku Daehwi" Jihoon tampak mendongak dengan wajah sayunya.
"D-daehwi?" Daehwi mengangguk cepat lalu menangis keras.
"Kau.... Baik-baik saja kan"
Pria itu menangis semakin keras ketika mendengar pertanyaan Jihoon.
"Kau yang tidak baik-baik saja bodoh. Bagaimana bisa kau tertipu olehnya seperti ini"
Di sisi lain Jinyoung sudah tumbang dengan wajah tak berbentuk. Meskipun begitu Daniel masih tak puas. Ia hampir saja memberikan satu bogeman lagi jika seseorang tidak menahan kepalan tangannya.
"Itu sudah cukup. Dia bisa mati" penjaga bar itu akhirnya membuka suara. Daniel yang masih diliputi emosi tentu saja tak terima, tapi sebuah suara lebih dulu menginterupsi mereka.
"Daniel. Sepertinya ada yang aneh pada Jihoon" Daehwi berseru khawatir. Daniel dengan cepat menghampiri keduanya lalu mengecek kondisi kekasihnya.
"Kau! Apa yang kau berikan pada Jihoon?!" Daniel berucap marah, tapi Jinyoung bahkan sudah tidak punya kemampuan untuk menjawab karena tadi Daniel menonjok mulutnya tak main-main.
"Dari reaksinya, sepertinya itu afrodisiak. Aku tau karena sudah lama bekerja di bar" penjaga ber-name tag Namjoon itu berseru.
Daniel mengumpat sekali lagi.
"Sialan kau Bae Jinyoung! Kurasa aku kurang kuat menonjoknya tadi" Daniel hendak kembali menghampiri Jinyoung, tapi tentu saja ditahan oleh Namjoon.
"Tadi aku membiarkan karena dia memang pantas mendapatkannya, tapi sekarang sudah cukup. Tidak ada yang boleh mati di bar ini"
.
.
.
.
.
Tbc
Holla... Double up untuk malam ini😉
Aku bakal up secara bertahap yaa, mungkin besok atau lusa aku double up lagi...
Don't forget to vote and comment guys
See you next chapter💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
أدب الهواةJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...
![Verloofde [NIELWINK] END](https://img.wattpad.com/cover/248768303-64-k534687.jpg)