Chapter~ 31

254 48 12
                                    

Pemuda manis itu meregangkan tubuhnya yang terasa kaku karena hampir empat jam menatap layar kotak didepannya. Kaca mata bulat itu sudah Jihoon tanggalkan, netranya menatap layar monitor yang menunjukkan pukul 9 malam. Sudah lumayan larut, Jihoon bahkan tak sadar waktu berlalu secepat itu. Pekerjaannya bahkan masih belum selesai.

Baru saja pemuda itu hendak merebahkan tubuhnya sejenak, tapi notifikasi ponselnya lebih dulu menginterupsi.

'2 message from Bae Jinyoung'

Keningnya berkerut dalam. Mengingat pertemuan terakhir mereka, tentu saja Jihoon memiliki penilaian over minus pada pemilik nama itu. Ia awalnya tak berniat sama sekali untuk membukanya, tapi tampilan notifikasi yang menunjukkan jika pria itu mengirimkan Jihoon sebuah video membuat dokter muda itu penasaran.

Akhirnya dengan ragu-ragu Jihoon menekan layar handphone-nya yang langsung menunjukkan roomchat dengan Jinyoung.

Ingin bergabung? Kami
sedang bersenang-senang

< ▶️Video

Jihoon membulatkan matanya ketika melihat video itu. Hatinya mendadak resah. Tapi ia harus ingat jika pria itu adalah orang yang licik. Bisa saja ini hanya jebakan seperti waktu itu.

Kau pikir akan semudah >
itu membuatku percaya? Aku
tidak lupa betapa liciknya kau
Jinyoung

< Well... Itu terserah padamu
Dia sudah sangat mabuk. Lihat,
dia memanggilmu

< ▶️Video

< Jemputlah sahabatmu.
Datanglah sendiri. Aku tak suka
jika parasit itu mengikutimu
sampai kesini

< Bar xxx...
Datanglah jika kau ingin Daehwi
selamat. Aku tidak yakin bisa
menahan diriku jika kau terlalu lama

Jihoon tanpa sadar meng-klik cuplikan itu. Tangannya mengepal ketika melihat Daehwi yang sudah mabuk berat memanggil-manggil namanya.

"Jihoon-ah... Kemariii-hik... Ayoo kita pestaa"

"Jinyoung-ahh. Ehe, Bae Jinyoung tampan"

"Sialan"

Jihoon bukan orang yang suka mengumpat, tapi kali ini ia bahkan merasa jika semua kata kasar yang ia tau belum cukup untuk meluapkan emosinya.

Pemuda itu mencoba untuk menghubungi ponsel Daehwi, tapi berkali-kali yang menjawab hanya operator. Bahkan telepon rumahnya pun tidak dijawab.

Dengan emosi dan rasa cemas yang menumpuk, Jihoon meraih mantel dan kunci mobilnya dengan asal. Ia bahkan tidak mengganti sandal rumahnya dengan sesuatu yang lebih layak untuk dipakai keluar ruangan.

Nyonya Park yang sedang menonton televisi diruang tengah dibuat terheran-heran.

"Kau akan pergi kemana semalam ini sayang?" teriak wanita paruh baya itu karena Jihoon sudah hampir sampai di pintu.

"Aku ada urusan sebentar, mom" sahutnya sebelum kemudian menghilang dibalik pintu.

"Ehh... Apakah urusan dengan Daniel?" nyonya Park bertanya tanya.

<><><>

Daniel yang saat ini tengah terlentang diatas kasur tampak mengernyitkan dahinya ketika lagi-lagi panggilannya tak diangkat oleh orang diseberang sana.

Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang