Tak terasa sudah sebulan Jihoon dan Daniel menyandang gelar sebagai sepasang tunangan. Semuanya berlalu dengan baik, bukan berarti mereka tidak pernah berselisih paham, karena nyatanya itu selalu terjadi hampir setiap hari. Bukan dalam hal yang besar memang, tapi entah apapun itu selalu ada saja hal yang mereka ributkan, seperti saat ini contohnya."Ada apa denganmu bodoh?!" bentak Jihoon melihat Daniel yang kini sedang tersenyum lebar bagai idiot. Daniel hanya menggeleng pelan tanpa merubah ekspresinya, membuat Jihoon heran tentang apa yang membuat orang gila disampingnya jadi terlihat semakin gila.
Jihoon mendesah kesal, merutuki nasibnya yang luar biasa menyebalkan. Di akhir pekan seperti ini, kenapa ia harus membuang waktunya dengan 'berkencan' bersama pria bodoh ini? Harusnya ia bisa bergulingan dikasur empuknya seharian. Jihoon sudah bekerja sepanjang minggu dan kini saat ada hari libur ia hanya ingin bermalas-malasan. Salahkan ibunya yang dengan segala 'inisiatif'nya memesankan dua tiket nonton dan mengusir Jihoon keluar dari rumah. Katanya "Manusia mana yang menyia-nyiakan akhir pekannya dengan hibernasi dikamar seharian"
Hhhhh....
Entah sudah keberapa kalinya Jihoon menghela nafas panjang dalam 20 menit terakhir.
"Apa film yang kita tonton?" Jihoon bertanya pada Daniel yang berjalan disisinya.
"Five feet apart," sahut Daniel sambil melihat ponselnya yang menunjukkan tiket bioskop yang dipesan secara online oleh nyonya Park. Jihoon kembali menghela nafas panjang, ia tentu tahu film itu. Hampir semua orang membicarakannya baik secara langsung maupun di sosial media.
"Aku benci gendre romance..." rutuk Jihoon.
"Apa tidak bisa dibatalkan??"
"Tidak bisa. Ibumu sudah membayar untuk ini... Lagipula kenapa kau tidak menurut saja dan menjadi anak yang baik sih??" Daniel menarik pelan telinga Jihoon yang dibalas tatapan tajam dari pria mungil disebelahnya.
"Ini hari liburku. Aku ingin tidur... " kesal Jihoon bercampur rengekan. Daniel terkekeh.
"Tidak bisakah kita tidak menontonnya? Aku akan kerumah Daehwi saja" lanjut Jihoon yang dihadiahi sentilan keras didahinya.
"Sakit Daniel!!" marah Jihoon. Daniel mendengus keras.
"Yah, kita bisa tidak menontonnya dan membuat ibumu membuang-buang uang untuk hal yang mubazir" sindir Daniel.
"Apa sebegitunya kau tidak ingin menonton denganku?? Kau benar-benar membuat mood-ku rusak" keluh Daniel yang kini sudah berjalan mendahului Jihoon. Tak butuh seorang pakar untuk mengetahui jika saat ini pria besar itu sedang merajuk. Jihoon mendesah malas sebelum menyusul Daniel.
"Kau marah? Kekanakan sekali..." cibir Jihoon yang mulai menyamakan langkahnya dengan pria itu. Daniel hanya menatap lurus kedepan tanpa mau menoleh. Setelah sampai didepan gedung bioskop, pria itu menunjukkan ponselnya pada pegawai disana yang memverifikasi tiketnya sebentar sebelum mengangguk dan mengizinkan Daniel masuk.
"Aku temannya" seru Jihoon pada pegawai disana yang mengerti lalu membiarkan Jihoon masuk. Daniel memang menunjukkan tiket untuk dua orang tadi.
"Kau bilang ingin kerumah Daehwi. Kenapa tidak pergi?" suara Daniel terdengar datar saat Jihoon baru saja mendaratkan bokongnya dikursi. Mata Daniel terfokus kedepan, melihat trailer dari film-film lain yang ditayangkan. Jihoon mendengus.
"Dengar ya Kang. Aku bukannya tidak ingin menonton denganmu. Aku hanya tidak terbiasa keluar saat akhir pekan dan menghabiskan waktuku dengan tidur, jadi berhenti merajuk seperti itu, tidak cocok dengan tubuh besarmu" seru Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
FanfictionJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...