Chapter~ 27

273 48 8
                                    

Jihoon refleks menutup pintu dengan cepat, tapi orang diluar sana tak menyerah, Daniel menahan pintu itu dengan kuat.

"Kumohon dengarkan aku dulu, Ji..."

Jihoon tak bergeming, ia tetap mendorong pintu itu kuat-kuat walau sudah jelas tenaganya tak sebanding dengan Daniel.

Darimana orang itu tau alamat apartemen Jisung?

Jihoon mendorong lebih kuat lagi, pintu hampir saja tertutup jika saja kaki Jihoon tidak tergelincir dan berakhir jatuh kelantai dan pintu langsung terbuka lebar.

Daniel terkejut melihat Jihoon yang sedang meringis memegangi pinggangnya. Pria itu baru saja akan menghampiri Jihoon untuk membantu, tapi pemuda yang lebih pendek lebih dulu memberi tanda agar Daniel tidak mendekat.

"Tapi kau kesakitan" gumam Daniel. Pria itu masih mencoba untuk mendekat, tapi Jihoon bangun dengan cepat lalu berjalan mundur setelahnya.

"Mau apa kau disini" itu bukan pertanyaan, tapi seolah penegasan bahwa seharusnya Daniel tidak pernah datang.

Pemuda yang lebih tinggi menghela nafas panjang.

"Aku ingin bicara. Aku ingin menjelaskan semuanya" Daniel berjalan mendekat, mencoba meraih tangan Jihoon tapi tak berhasil karena dokter muda itu lagi-lagi menghindar.

"Jihoon-ah... "

"Kau bisa bicara darisana"  Jihoon berseru datar.

Daniel menghela nafas lagi sebelum kemudian mengangguk menyetujui, ini lebih baik daripada Jihoon tidak memberinya kesempatan sama sekali.

"Yang kau lihat hari itu... Kau salah paham, aku dan Somi tidak ada hubungan apapun" tutur Daniel. Jihoon masih diam, mengalihkan pandangannya kemanapun asal bukan Daniel. Biarpun begitu ia tau Jihoon mendengarkan, jadi Daniel melanjutkan.

"Aku sungguh-sungguh. Somi sudah seperti adikku sendiri. Aku hanya memilikimu Ji..."

"Lalu kenapa kau berbohong padaku?" akhirnya Jihoon membuka suara. Pemuda itu mengangkat wajahnya dan menatap tepat dimata Daniel.

"Kalau memang kau menganggapnya adikmu, kenapa kau harus berbohong padaku?"

"Aku melakukannya karena takut kau marah. Aku tau kau tidak suka aku dekat dengan Somi"

"Lalu kau pikir dengan kau berbohong semuanya akan lebih baik?"

Daniel membeku sesaat.

"Daniel. Aku mungkin marah saat tau kau bersama Somi, tapi dengan kau berbohong padaku, aku bukan hanya marah, tapi juga kecewa..."

"Kau bisa saja jujur padaku sejak dulu, tapi kau bahkan tidak melakukannya. Apa kau benar-benar berpikir jika kemarin adalah kali pertama aku melihatmu bersama Somi?" Jihoon bertanya sarkastik.

"Aku bukannya tidak tau Daniel, aku hanya menunggumu mengatakan yang sejujurnya padaku, tapi sepertinya ekspektasiku terlalu tinggi"

Daniel diam, ia tau dirinya memang bersalah. Seharusnya Daniel mendengarkan perkataan Somi saat itu, Daniel seharusnya mengajak Jihoon jika ingin menemui gadis itu sekaligus memperkenalkan mereka, dengan begitu tidak akan ada salah paham seperti ini.

"Aku tau kata maaf tidak akan merubah semuanya, tapi aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi Ji... Kumohon jangan begini" Daniel berjalan mendekat lalu meraih tangan Jihoon, kali ini berhasil, Jihoon tidak lagi menunjukkan penolakan walaupun pria itu masih belum ingin menatap Daniel.

"Setidaknya biarkan aku menjelaskan kenapa aku memeluk Somi hari itu. Kumohon"

Jihoon memejamkan matanya erat, ia juga tak ingin berada dalam situasi seperti ini.

Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang