Chapter~ 36

434 43 11
                                        


13:46

Suara televisi menggema nyaring menampilkan adegan Tony Stark dan Steve yang sedang berdebat, avenger age of ultron. Jihoon menatap fokus pada layar didepannya, begitu pula dengan Daniel, pria itu juga fokus menikmati keindahan Jihoon, seperti biasa.

Setelah malam yang panjang dan melelahkan (hanya bagi Jihoon), Daniel tidak membiarkan kaki kekasih mungilnya itu menginjak lantai sejak pagi. Pria keras kepala itu menggendong Jihoon kemana-mana seperti induk kangguru yang baru melahirkan. Berlebihan memang, tapi sejujurnya Jihoon memang membutuhkan itu.

"Menurutmu kalau aku digambarkan dengan karakter avengers, aku adalah siapa?"

Jihoon menoleh ketika pertanyaan random itu keluar dari mulut pria disebelahnya.

"Kenapa tiba-tiba bertanya?"

Daniel mengedikkan bahunya "Hanya ingin tau"

Jihoon kembali menatap televisi sebelum kemudian berseru.

"Bruce Banner, kau persis seperti dia"

Daniel mendadak cemberut. Ia tau dirinya memang bodoh karena menanyakan hal ini pada Jihoon yang notabenenya memang manusia paling jujur, tapi... Hulk? Yang benar saja.

"Bisakah kau sedikit lebih baik hati? Kukira kau akan menjawab Tony atau Thor. Lagipula memangnya bagian mana dari diriku yang mirip dengannya? Aku tidak hijau" Ucapnya merajuk. Jihoon tersenyum kecil.

"Tidak, Bruce memang paling cocok untukmu"

"Kau bodoh, selalu menghindari masalah dengan bersembunyi, padahal kau bisa jadi lebih berani dengan menghadapinya.... Dan kau tau, aku selalu merasa Hulk menggemaskan dengan badan bulat hijaunya, dan saat kau marah, kau terlihat seperti itu" Lanjut Jihoon.

Daniel berkedip, mencoba mencerna perkataan Jihoon barusan sebelum akhirnya tersenyum lebar. Secara tidak langsung Jihoon mengatakan dirinya menggemaskan, iyakan? Hehe

"Walaupun lebih banyak menjengkelkannya"

Cemberut. Jihoon ini memang pintar sekali mengangkat tinggi-tinggi lalu menjatuhkannya. Pemuda manis itu tertawa pelan melihat perubahan raut wajah Daniel, dan tentu saja itu membuat Daniel ikut tertawa juga.

"Baiklah. Akan kuperlihatkan apa itu menjengkelkan yang sebenarnya... " Daniel berseru sebelum kemudian secara tiba-tiba memerangkap Jihoon dalam pelukannya dan mulai menciumi wajah itu dengan brutal.

Jihoon memekik keras. Mencoba menjauhkan Daniel dari tubuhnya, tapi tentu saja tidak berhasil.

"Geli Daniel, gelii..." Jihoon tertawa kegelian ketika wajah daniel kini sudah turun ke wilayah lehernya.
Pria besar itu tidak perduli. Ia malah semakin semangat menggoda Jihoon sampai kemudian



















"Ekhem!"

.
.
.
.
.

Sunyi

Senyap

Hanya itu yang bisa menggambarkan keadaan ruang tamu apartemen Daniel siang ini. Padahal ada 4 orang disana, tapi tidak ada yang membuka suara sejak tadi. Setelah kepergok berpelukan mesra dengan penampilan Jihoon yang berantakan, memangnya siapa yang tidak akan berpikiran negatif.

Nyonya Park masih diam, menatap tidak percaya pada dua anak adam didepannya, sedangkan Nyonya Kang menunjukkan senyum menggoda.

"Kurasa aku tau apa yang sudah terjadi disini" Ibu Daniel bersiul pelan.

Tentu saja, semua orang akan tau dengan melihat penampilan Jihoon.

Baju longgar milik Daniel yang bahkan tidak bisa menutupi bercak merah dilehernya, dan celana pendek sepaha yang Seulgi tau itu milik Daniel juga. Sepertinya ada pertempuran hebat semalam, karena bukan cuma leher, tapi bahu, dada, dan paha dalam Jihoon yang tidak tertutup celana juga jelas terlihat jejak kemerahan.

Impressive

Nyonya Kang tidak tau jika anaknya bisa se-agresif itu.

"Berhenti menatapnya bu, kau membuat Jihoon takut" Daniel bersuara sambil menyembunyikan Jihoon yang terlihat tak nyaman karena tatapan sang ibu kedalam pelukannya. Nyonya Kang tertawa.

Wanita paruh baya itu berseru meminta maaf sebelum kemudian menoleh kearah sahabatnya yang masih diam.

"Kau baik-baik saja?"

Nyonya Park mengangguk pelan sebelum berbisik.

"Aku hanya sedikit terkejut, melihatnya seperti ini menunjukkan bahwa anakku ternyata sudah dewasa, kupikir dia akan selalu menjadi bayi kami" Tentu saja nyonya Park senang melihat hubungan anak dan calon menantunya yang semakin rapat, hanya saja aneh melihat bayinya kini sudah bisa memproduksi bayi sendiri.

Nyonya Kang tersenyum menenangkan.

"Baiklah. Sepertinya hubungan kalian baik-baik saja, atau mungkin lebih dari baik.... Dan kebetulan kami membawa sesuatu untuk kalian" Ibu Daniel berseru semangat. Nyonya Park mengeluarkan sesuatu dari tas mewahnya. Sebuah kertas tebal dengan ukiran berwarna emas yang menawan.

Jihoon dan Daniel sama-sama terdiam melihatnya.

*

*

*

*


Tbc

Bisa tebak?


See you next chapter💜

Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang