Enjoy~<><><>
Jihoon sedikit meringis ketika merasakan nyeri dipergelangan tangannya, Daniel memang kini tengah menarik –nyaris menyeret- pemuda itu menuju apartemennya, entah apa yang membuat pria Kang itu membawanya kesini. Jihoon diam, ia bahkan tak mengucapkan sepatah kata apapun sejak tadi. Keadaan Daniel saat ini yang seolah diliputi aura hitam pasti sukses membuat siapapun terbungkam.
Daniel sepertinya mendengar ringisan Jihoon, karena dokter muda itu bisa merasakan cekalan dilengannya sedikit melonggar, meskipun begitu raut wajah Daniel tidak berubah, masih kaku dan dingin.
Jihoon tersentak sesaat setelah mereka memasuki apartemen Daniel, tubuhnya secara tiba-tiba diangkut layaknya karung beras lalu dalam hitungan detik mereka sudah berada didalam kamar sang pemilik. Jihoon bahkan belum sempat berkedip ketika merasakan tubuhnya dihempas keatas kasur lalu tubuh yang lebih besar itu melingkupinya.
Matanya membola. Jihoon berontak sesaat setelah kesadarannya pulih. Bibir Daniel secara rakus melahap bibirnya, kali ini kasar, tidak seperti ciuman-ciuman yang sebelumnya. Pria besar itu mengecap setiap inci bibir itu seolah-olah sedang menghilangkan virus. Dan memang begitu nyatanya.
Daniel tak menghiraukan penolakan Jihoon, pria itu malah semakin memperdalam ciumannya ketika bayangan kejadian tadi berputar diotaknya.
Jihoon merintih, bibirnya terasa perih karena tadi Daniel sempat menggigitnya, mungkin sudah berdarah. Ketika dirasa pasokan okesigen sudah menipis, barulah Daniel melepaskan ciuman itu. Jihoon meraup oksigen secara rakus, hanya sebentar, karena setelahnya Daniel sudah beralih ke leher pria itu. Menciptakan bitemark berwarna gelap yang sekiranya tidak akan hilang dalam waktu satu minggu. Biarlah orang tau jika pria dibawahnya ini hanya milik Kang Daniel seorang.
Jihoon menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, mencoba menahan suara apapun yang bisa membuat pria diatasnya ini semakin buas. Ia tak pernah melihat Daniel dalam mode ini. Ganas dan liar. Sekuat apapun ia memberontak, tubuh besar itu bahkan tak bergerak sedikitpun. Mata Jihoon memanas, ini adalah pertemuan pertama mereka setelah perdebatan kemarin yang bahkan belum berakhir, dan sialnya malah seperti ini situasi yang terjadi.
"Apa kau senang, huh?" bisik Daniel disela kegiatannya. Pria itu tersenyum sarkas.
"Apa ini balasanmu untukku? Bukankah aku sudah menjelaskan jika Somi hanya adik bagiku. Kenapa kau masih melakukan ini??" Daniel kembali menggigit leher itu setelah selesai dengan ucapannya, kali ini lebih keras.
"Kau sangat tau jika aku tidak suka siapapun menyentuhmu Jihoon. Apa kau sengaja membuatku gila"
"Katakan dimana lagi bajingan itu menyentuhmu"
Merasa tidak ada jawaban akhirnya Daniel mengangkat wajahnya dari ceruk leher Jihoon. Matanya membola ketika melihat manik indah itu terpejam dipenuhi air mata, dengan bibir yang digigit hingga berdarah.
Jihoon menangis tanpa suara.
Daniel refleks terbangun. Secara tiba-tiba kesadarannya seperti dihantam dengan keras. Bodoh! Kau sudah keterlaluan sialan!
Daniel mendekat lalu berucap penuh penyesalan.
"Jihoon-ah.... Love, aku benar-benar minta maaf..." pria itu mencoba melepaskan gigitan Jihoon pada bibirnya sendiri, berhasil, walaupun mata itu masih enggan membuka.
"Sayang, kumohon maafkan aku"
Daniel meraih tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Tidak ada penolakan, tapi juga tidak ada respon atau pergerakan apapun. Membuat Daniel merasa semakin bersalah.
"Jihoon-ah... Bicaralah, kau bisa memukulku" Pria besar itu juga mulai terisak, merutuki kebodohannya. Bagaimana jika setelah ini Jihoon takut padanya? Atau yang lebih parah, bagaimana jika Jihoon membencinya? Daniel tidak akan sanggup jika itu benar benar terjadi.
Bugh!!
Daniel berkedip cepat ketika merasakan ngilu ditulang pipinya. Barusan... Jihoon memukulnya. Walaupun Daniel sendiri yang mengatakannya tadi, tapi ia tidak berfikir jika Jihoon akan benar-benar melakukan itu.
Setelah selesai dari rasa terkejutnya, Daniel bangkit lalu duduk bersimpuh didepan Jihoon.
"Pukul lagi. Sampai kau merasa lebih baik..." ucapnya sambil menunjukkan pipi.
Plak!
Kali ini Jihoon menampar. Daniel masih duduk dengan kokoh, pria itu menyodorkan pipi satunya yang masih bersih dari bekas pukulan.
Pria Kang itu memejamkan mata ketika melihat Jihoon kembali mengangkat tangannya. Daniel masih bisa menerima puluhan pukulan dari kekasihnya itu, ini bahkan tak sepadan dengan apa yang dia lakukan pada Jihoon.
Daniel menunggu, tapi bukannya pukulan atau tamparan yang ia terima, melainkan hanya sentuhan halus dipipinya. Daniel mendongak, menatap sendu kearah Jihoon yang juga menatapnya dengan cara yang sama. Tanpa sadar Daniel meneteskan air matanya.
"Aku... Benar-benar minta maaf"
.
.
.
.
.
"Sshh..."
Daniel langsung mengangkat kedua tangannya seperti orang yang bersalah ketika mendengar desisan Jihoon. Saat ini pria itu memang tengah mengobati bibir Jihoon yang terluka.
"Maafkan aku" ini adalah permintaan maaf yang ke 46 kalinya dalam satu jam terakhir. Orang yang diobati masih tetap diam, belum mengeluarkan sepatah kata apapun sampai akhirnya acara 'mengobati' itu selesai.
Daniel menghela nafas lega, tangannya hendak menutup kotak P3K sebelum sebuah tangan menahannya.
Jihoon mengambil kapas dan salep lalu mulai mengobati sudut bibir Daniel yang terluka karena pukulannya tadi.
Daniel berkedip cepat.
Matanya berkaca-kaca lagi sambil memandangi wajah Jihoon yang masih terlihat datar.
Bodoh! Bagaimana bisa Daniel menyakiti manusia dihadapannya ini. Ia pasti laki-laki terburuk dimuka bumi. Jika Jinyoung sampai menyentuhnya, itu bukan karena kesalahan Jihoon, tapi karena kekasihnya itu terlalu indah sampai orang lainpun ingin menjadikan Jihoon sebagai miliknya.
"Maafkan aku"
Daniel benar-benar dibuat tercekat ketika pemuda dihadapannya berucap maaf sambil mengusap pelan lukanya. Tanpa bisa ditahan lagi, pria besar itu memeluk erat tubuh Jihoon disusul dengan tangis sesenggukannya.
"Huuu... Aku-huks... Akuu, minta maaf..."
Tbc
..
.
.
.
Hello, I'm back...
Don't forget to vote and comment guys,
Karena komen kalian tuh mood banget😆Makin banyak komen kalian, aku jadi makin semangat. Thanks All😚
See you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
Fiksi PenggemarJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...