Jihoon berjalan pelan memasuki rumahnya yang tampak sepi. Sedikit aneh memang, mengingat biasanya sang ibu pasti berseru heboh ketika ia pulang. Mungkin ibunya sedang berada dibutik, atau pergi jalan-jalan dengan teman-temannya, entahlah.Jihoon memang sudah kembali kerumahnya sejak dua hari yang lalu. Awalnya Jisung bersikeras untuk tinggal dimansion keluarga Park agar bisa sekaligus mengawasi Jihoon, tapi akhirnya Jihoon berhasil membujuk Jisung. Apartemen pria Yoon itu jelas lebih dekat dengan rumah sakit, apalagi Jisung lebih sering pulang tengah malam, akan lebih menimbulkan resiko jika jaraknya jauh.
Daniel? Pria itu masih selalu mencoba untuk bertemu dengannya. Tapi jangan harap itu berhasil dikawasan rumah sakit karena Jisung sudah menurunkan antek-anteknya untuk mengawasi. Daniel sudah seperti masuk kedalam black list pengunjung.
Pikirannya kembali berkelana pada kejadian siang tadi. Daniel, pria itu berdiri seharian diluar rumah sakit sambil membawa papan bertuliskan nama Jihoon. Itu memalukan, Jihoon ditatap aneh sepanjang hari oleh para pekerja medis disana. Walau jauh dihati kecilnya ia ingin berlari keluar lalu menarik Daniel dari teriknya matahari, tapi Jihoon berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Lagipula ia yakin para suruhan Jisung tidak akan membiarkan itu terjadi. Jihoon menghela nafas lelah. Jisung memang tak pernah main-main dengan ucapannya.
Dokter muda itu baru saja hendak melepas kemeja putihnya ketika ponsel disaku celananya berdering.
Bae Jinyoung
Jihoon menghela nafas lagi sebelum kemudian melempar ponsel itu keatas tempat tidur. Tak berniat menjawab. Ia melempar kemeja itu ke keranjang baju kotor disudut ruangan, meninggalkan singlet putih polos membalut tubuhnya, rambutnya sudah acak-acakan. Daniel mungkin menggila jika melihat pemandangan saat ini, sayangnya pria itu tidak akan bisa.
Ponsel Jihoon masih belum berhenti berdering, sepertinya orang diseberang sana masih belum menyerah walau sudah berkali-kali tak ada jawaban. Beberapa detik kemudian barulah dering itu berhenti. Jihoon menghela nafas lega, tapi hanya sejenak, karena setelahnya muncul notifikasi pesan dari orang yang sama.
Bae Jinyoung
< Aku sedang bersama
Daehwi sekarang< Dia terus memintaku
menghubungimu, bisakah
kau datang?Jihoon mengerutkan alisnya bingung. Kenapa tidak Daehwi saja yang menghubunginya kalau begitu.
Kenapa Daehwi tidak >
menghubungiku langsung?
< Ponselnya mati
< Kami berada di mall xxx
kau bisa datang? Daehwi
merengekJihoon langsung mencoba menghubungi ponsel sahabatnya, dan memang benar, hanya operator yang menjawabnya dengan kata-kata 'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif'. Pemuda itu menghela nafas lagi dan lagi. Daehwi memang bilang ingin kesana beberapa hari yang lalu. Hanya saja haruskah bersama Jinyoung?
Aku akan datang, >
bilang pada Daehwi untuk
menunggu..<><><>
Jihoon memarkirkan mobilnya didepan pusat perbelanjaan yang cukup senggang. Mungkin karena ini bukan hari libur. Pria manis itu melangkah memasuki mall, lebih tepatnya ketempat yang Jinyoung sebutkan. Tidak jauh dari pintu masuk, hanya sekitar 15 meter hingga akhirnya Jihoon sampai dicafe tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verloofde [NIELWINK] END
FanficJihoon kira perjodohan adalah hal paling konyol yang pernah ia alami seumur hidup. Tapi ia salah, ada yang jauh lebih konyol dan bahkan tak pernah muncul dalam mimpi terburuknya sekalipun, yaitu 'Dijodohkan dengan mantannya sendiri'. "Ini gila!"-Pa...