Chapter~ 16 Lovely boyfriend

605 78 15
                                        

"Ji..."

"Jihoon-ah"

"Love..."

Daniel tersenyum lebar ketika mata bulat itu terbuka perlahan, menampilkan bola mata bening kesukaannya. Jihoon mengerjap bingung ketika melihat Daniel ada diatas tubuhnya. Otaknya mencoba mengingat memori sebelum ia jatuh tertidur, dan beberapa detik kemudian wajahnya memerah sampai leher.

Daniel terkikik gemas.

"Maaf membangunkanmu. Tapi kau harus makan, ini sudah siang. Setelah itu kau boleh tidur lagi" Daniel berucap lembut sambil mengecupi pucuk kepala Jihoon. Pria besar itu kemudian bangkit lalu berjalan menuju pintu.

"Aku akan memasak. Mandilah dulu, aku tahu kau tidak akan keluar dari selimut sebelum aku keluar dari kamar ini" ia berucap jahil sebelum kemudian menghilang dibalik pintu kamar.

Jihoon masih tercenung diatas ranjang, memikirkan apa yang tadi pagi mereka lakukan. Ia menghela nafas pelan ketika melihat tubuh atasnya yang dipenuhi warna hasil perbuatan Kang Daniel.

Ini memalukan.

.

.

.

.

.

Jihoon berjalan tertatih menuju ruang makan yang letaknya berhadapan dengan dapur. Daniel disana, dengan apron hitam dan kaos putih polos yang digulung hingga siku. Pria itu tampak sibuk dengan alat dan bahan masakan yang sepertinya sudah hampir jadi.

Daniel mendongak dan tersenyum lebar saat melihat Jihoon menatapnya ragu di pintu dapur.

"Kemarilah Love... Makanannya sudah hampir siap" seru Daniel. Jihoon menurut, ia berjalan memasuki dapur dan berdiri diam sampai Daniel menyelesaikan acara masaknya dan menghidangkan dua piring nasi goreng kimchi dimeja makan. Aromanya menggoda. Cacing-cacing diperut Jihoon sudah berdemo karena ini merupakan makanan pertama untuk hari ini. Ia bahkan belum makan apapun sejak pagi dan ini sudah hampir jam satu siang. Tak perlu dijelaskan pun kalian pasti tau apa yang membuatnya tak sempat makan.

Daniel meraih lengan Jihoon lalu menuntunnya menuju meja makan. Pria itu menarik salah satu kursi disana lalu memberi kode agar Jihoon duduk. Si manis hanya menatap kursi dan Daniel bergantian sebelum kemudian duduk perlahan disana, tapi belum satu detik pria manis itu langsung terbangun lagi.

Sial! Artikelnya benar. Ia bahkan kesulitan untuk sekedar duduk sekarang.

Daniel sebenarnya heran, tapi tiga detik kemudian ia paham. Jadi dengan segala inisiatifnya, Daniel duduk di kursi itu lalu menarik Jihoon untuk duduk dipangkuannya. Kakinya ia lebarkan sedikit sehingga kedua pahanya kini hanya menyentuh pipi pantat Jihoon dan memberikan luang untuk bagian tengahnya.

"Apa terasa lebih nyaman?" Daniel bertanya hati-hati. Jihoon sempat membeku sejenak sebelum kemudian tersadar dan membalas ucapan Daniel dengan deheman.

"Syukurlah. Bilang padaku jika sakit, oke"

"Hng" Jihoon mendengung.

Sejujurnya ini sedikit canggung. Hanya Jihoon memang, Daniel bahkan terlihat santai saat beberapa kali menyuapinya, Jihoon bahkan bisa merasakan tangan kekar Daniel yang sejak tadi melingkari pinggangnya.

"Maafkan aku. Kau pasti sangat kesakitan" suara Daniel teredam karena pria itu kini sedang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jihoon.

"Aku benar-benar minta maaf"

"Aku baik-baik saja" jawab Jihoon sambil mengelus pelan rambut Daniel.

"Dan terimakasih" Jihoon menolehkan wajahnya saat mendengar Daniel melanjutkan. Mereka bertatapan, dapat Jihoon lihat senyuman lembut yang terlihat luar biasa tampan terukir diwajah Daniel.

"Untuk?" Jihoon bertanya.

"Karena kau mengizinkanku menjadi yang pertama" Daniel berseru sambil kemudian mencuri ciuman dipipi bulat Jihoon cukup lama sebelum kemudian menyudahinya dengan kecupan pendek.

"Dan akan kupastikan kali kedua, ketiga dan seterusnya hanya aku" lanjutnya posesif.

<<<><><>>>

"Aku bahkan tidak tau ending filmnya" Jihoon menggerutu kecil sambil mengunyah jelly yang ia rampas dari Daniel. Daniel tertawa sebelum kemudian menjawab.

"Aku juga"

"Bagaimana mungkin aku bisa melihat endingnya jika ada seekor rubah kecil yang menggodaku habis-habisan--Aduh, aww!" Daniel mengaduh ketika 'cubitan sayang' dihadiahkan Jihoon kepadanya.

Pria manis itu kini melotot lucu dengan mulut penuh jelly. Daniel tertawa lagi. Mengapa mahluk didepannya ini sangat menggemaskan? Dan mahluk menggemaskan ini adalah kekasihnya. Hehe.

"Ahh... Aku masih belum percaya jika sekarang kita benar-benar berkencan. Padahal kau hampir mengunyahku di pertemuan pertama" Daniel mengenang, Jihoon mendengus.

"Jangan berlebihan. Kita sudah pernah berkencan" Jihoon menjawab acuh dengan mata terfokus ke televisi didepannya. Walau begitu, tangannya sesekali menyuapkan jelly kemulut Daniel yang tersenyum senang.

"Hng. Lagipula itu masa lalu. Kau milikku sekarang, dan kita sudah menjadi sepasang kekasih lagi" Daniel secara tiba-tiba memeluk Jihoon dari samping.

"Ish. Jangan mencuri jelly ku" Jihoon menjauhkan kemasan jelly-nya dari Daniel yang tadi asik mendusel manja sambil sesekali mencomot jelly miliknya.

"Hei... Kau yang mencurinya dariku"

"Ini sudah jadi milikku. Beli saja yang baru" Jihoon mencebik, Daniel tertawa. Untuk beberapa saat pria itu terdiam memandangi wajah Jihoon yang tampak tak sadar dan masih sibuk mengunyah jelly-nya.

"Ji... "

"Hm"

"Ayo menikah."

Uhukkk!

.

.

.

.

.

Tbc

Yuhuuu....

Aku sempet kaget ngeliat jumlah readers yang udah sampai 1k, dan kemarin sempet naik turun di rank 2-3, tapi tiba-tiba sekarang naik jadi rank 1. Mau nangis😭.
Mungkin buat kalian jumlah segitu gaada apa-apanya, tapi aku seneng banget karena ada yang mau baca cerita abal-abal ini.

So, thank's banget buat yang udah baca Verloofde. Aku bakal berusaha buat lebih rajin up, jadi jangan lupa vote and komennya ya guys.

See you❤️

-Ellie
10022021

Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang