Bayangkan, apa yang terjadi kalau dating doors benar-benar terjadi dan dialami olehmu?
➖ [15 +]
It's not a happiness, it's a curse. Prepare to break it and lose.
.
.
.
ㅡ
- beberapa topik cerita mungkin akan menyinggung
- harap untuk tidak membawa s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Johnny membawa Ara dan anak perempuan kecil itu ke parkiran yang ada di dekat sekolah. Saat sampai di dekat mobil, Johnny membukakan pintu belakang untuk anaknya dan membantunya untuk naik ke dalam mobil. Ara memperhatikannya dengan seulas senyum.
Emang papa-able banget ya, manusia satu ini.Andai jadi suami gue beneran gitu ....
Tiba-tiba Johnny membalik badannya, dan menghadap Ara. Ia mengerutkan dahinya heran, tetapi sudut bibirnya masih menekuk, mengekspresikan wajah manisnya.
"Kok masih disini? Enggak naik?" tanya Johnny.
Ara mengerjap, lalu terkekeh untuk menutupi kecanggungannya. Baru saja saat Ara hendak membuka pintu, Johnny sudah lebih dulu membukakannya untuknya. Tak tertinggal senyum manisnya itu ia perlihatkan.
Gak sehat nih tatapan matanya buat jantung gue.
Ara balas tersenyum dan segera menaiki mobil yang terbilang cukup tinggi itu. Johnny segera menutup pintu mobil di sisi Ara, kemudian berlari kecil menuju sisi pengemudi dan segera masuk ke dalam mobil. Ia pun menyalakan mobil dan mulai memfokuskan tatapannya ke jalanan.
Kalau dia ayah gue ... berarti boleh aja ya, kalau ciumnya di dahi? Enggak mungkin di bibir, 'kan?
Itu aneh. Kecuali kalau gue anak tiri .... Ara mengerjapkan matanya lagi dan menggeleng-geleng.
Pikirannya nampaknya sudah kacau karena memikirkan cara menyelesaikan permainan ini. Tak terasa mobil sudah berada di jalan besar dan Ara melempar tatapannya pada jalanan yang cukup ramai itu.
Sampai-sampai ia tak sadar kalau Johnny memperhatikannya sesekali.
"Kamu kenapa, sayang? Something bother you?" tanya Johnny, membuka keheningan.
"Hm, just ... don't worry. I might just hungry," sahut Ara dengan kekehan.
"Well, then let's go find some food. How about that?"
"Cool."
Johnny mengusap-usap rambut Ara dengan senyuman kecil. Tangannya turun pada tangan Ara dan menggenggamnya erat. Sebentar, Ara merasa canggung dengan tatapan ini dan cara Johnny menggenggamnya.
Kenapa kita malah keliatan kayak pacar, bukan ayah-anak? batin Ara.
"Berarti setelah makan nanti, baru pergi ke gedung, ya?"
"Gedung?"
"Mhm, gedung yang bakal kita pakai buat pernikahan kita."
EXCUSE ME? J-jadi ... gue sama Johnny bukan ayah-anak?! Kesalahpahaman macam apa ini?? Ara tertawa kecil di balik senyumnya.
