Bayangkan, apa yang terjadi kalau dating doors benar-benar terjadi dan dialami olehmu?
➖ [15 +]
It's not a happiness, it's a curse. Prepare to break it and lose.
.
.
.
ㅡ
- beberapa topik cerita mungkin akan menyinggung
- harap untuk tidak membawa s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ah ... aku keterlaluan ya?" tanya Taeyong, sambil mencemberutkan bibirnya. Ara mengerjap, karena memang tadi itu menyakitkan.
Namun, sulit untuk tidak memaafkan seorang Lee Taeyong. Ara tersenyum paksa, untuk mendukung aksi kesalnya juga. "Enggak, aku baik-baik aja."
"Ah ... bohong, Bubu gak percaya!" katanya bak anak kecil, kemudian meringsut ke pundak Ara dan melingkarkan tangannya ke pinggang Ara.
Mengingat Ara sudah duduk di samping Taeyong, yang bisa Ara lakukan hanya menahan napasnya, karena kaget juga degup jantungnya yang masih belum terbiasa dengan serangan sok imut begini.
Tiba-tiba Taeyong mengangkat wajahnya, lalu menaruh dagunya di pundak Ara. Dan secara random tiba-tiba meniup telinga Ara.
"Apa sih, Yong?" tanya Ara refleks, seketika sadar kalau bukan dirinyalah yang ingin melontarkan pertanyaan semacam itu.
Taeyong mendekatkan tubuhnya ke arah Ara, lalu melepaskan pelukan. Ia menggenggam tangan Ara dengan erat, lalu ia perhatikan sambil tersenyum. Senyuman seorang Lee Taeyong yang bisa membuat Ara gemas, juga sedih di saat yang bersamaan.
"Kamu sedih ya? Maaf, tadi aku kayak gitu soalnya mereka udah curiga hubungan kita. Aku gak mau ada rumor buruk tentang kamu sebelum kamu debut." Taeyong memandangi kerlap-kerlip kota sambil mengucapkan kalimatnya.
Ara melihat ke arah Taeyong. "Tapi tadi galak banget. Bisa-bisa aku mundur beneran jadi trainee, pelatihnya serem abis."
Mendengar hal itu, bukannya menyesal, Taeyong malah tertawa geli. Ia terlihat bahagia. Entah mengapa, Ara pun jadinya ikut tersenyum tipis.
"Gak apa-apa. Kamu mundur aja jadi trainee, biar kita bisa nikah, punya anak, menjalani hidup kayak orang normal lainnya! Mungkin kita bisa kerja di sini jadiㅡAW!"
"Jadi?" Ara memandang Taeyong galak, Taeyong pun tertawa. Sepertinya Taeyong tak bisa menganggap Ara serius.
"Udahlah, jadi idol itu berat. Apalagi wanita, kayak kamu. Kamu napas aja bisa salah di mata netizen, haters, bahkan dunia."
Ara memilih menyimak kali ini, begitu juga sesuatu yang tadi sempat mengendalikannya. Taeyong menghela napasnya.
"Apalagi kalau masa lalu kamu udah buruk ...," sambungnya.
"Aku gak mau kamu stres, mikirin hal yang gak jelas asal-usulnya. Aku gak mau, kamu udah berjuang susah payah ... tapi gak ada yang menghargai kamu."
"Dunia artis itu... gak seindah yang kamu lihat, sayang. Mungkin diluarnya keliatan indah, pakaian mahal, baju satu, dua, lima sampai sepuluh juta."
