[ 1 ] ;ㅡLee Donghyuck

2.7K 569 51
                                    

sehabis part ini~ aku ijin istirahat dulu, mau belajar xixi ;-;💕

SELESAI DIREVISI

"Yuhu, kenapa gak jawab? Susah jelasinnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuhu, kenapa gak jawab? Susah jelasinnya?"

Barulah Ara tersadar kalau ia sedang berada di tengah telepon dengan Jeslyn. Ara berdeham sebagai tanda kalau ia masih berada di sambungan dengan Jeslyn. "Enggak, gue juga punya rahasia yang susah dijelasin."

"Oh? Tentang kenapa lo bisa tiba-tiba jadi mantannya Taeyong?"

"Tentang kenapa para stalker itu malah bangun di depan rumah gue, bukannya di depan rumah tua nan menyeramkan itu," jawab Ara.

"Yah, kedengeran ceritanya dari mereka aja itu udah aneh dan susah dijelasin. Gue paham kalau lo gak bisa jelasin, gak usah maksain jelasin apa-apa. Gak usah bohong, keep it on yourself. Gue juga gak butuh penjelasan apa-apa, hubungan lo sama Taeyong juga itu bagian dari privasi."

Ara tersenyum tipis, dan menghela napas lega. "Makasih ya, padahal beberapa waktu lalu kita sempet ribut. Jadi, sekarang, kira-kira kalau gue ketemu Ilisa, bisa gak ya?"

"Hm, sama-sama. Ketemu Ilisa? Harusnya sih bisa, mungkin dia lagi butuh bahu buat bersandar. Kalo gue sih ogah ya ngasih bahu gue, cih."

"Emang lo, gak punya hati. Yaudahlah, gue ke sana dulu, makasih buat semuanya." Ara segera mematikan sambungan begitu Jeslyn mengatakan selamat tinggal. Setelahnya, ia menghubungi Jeno lewat pesan, mengatakan kalau ia akan pergi sekalian untuk menemui temannya dan mengurus masalah ini sendiri.

...

Ara tiba di rumah Ilisa dan sadar kalau ada keluarga Ilisa di rumahnya, seperti biasa. Begitu bertemu dengan Ibunda Ilisa, Ara meminta izin untuk menemui Ilisa. Setelah mendapat izin, Ara beranjak sendiri ke kamar Ilisa, mengingat dulu mereka pernah mengerjakan tugas kelompok bersama di kamar itu.

tok. tok. tok.

"Lis? Ini gue, mantannya Taeyong."

klek.

"Gila, lo ngapain ke sini, hah?" tanya Ilisa dengan wajah kaget. Tanpa menjawab Ilisa, Ara memaksa masuk dan langsung menarik Ilisa untuk duduk di kasur.

Ilisa menatap Ara keheranan, dan Ara menjawabnya dengan pelukan. Tangan Ara menjitak kepala Ilisa sampai gadis itu meringis kesakitan dan protes.

"Ini yang gue rasain. Dipeluk, tapi juga disakiti." Ara melepas pelukan itu dan menatap Ilisa penuh tuntutan penjelasan.

Ia sendiri sadar akan apa yang harus ia jelaskan dan menyodorkan ponselnya pada Ara. Ia memandang Ara penuh rasa bersalah, tapi tetap menghindari tatapan.

"Lo gak mau bilang apa-apa?" tanya Ara.

"Maaf," ujar Ilisa sambil menatap Ara ragu. Sedangkan Ara memandang Ilisa datar, lalu menghela napas. "Harusnya gue yang samperin lo, buat minta maaf. Tapi gue gak tau lo di mana, gue kira lo ada di rumahnya Taeyong."

✔️Dating Doors || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang