[ 2 ] ;ㅡHuang Renjun

1.7K 528 36
                                    

ola! sebelum kamu baca, ada beberapa hal yang pengin aku kasih tahu;

mungkin akan ada beberapa kalimat-kalimat yang menyinggung nantinya atau malah membuat kalian kurang nyaman, kalian bisa hubungi aku segera lewat dm, ya :D

ini tetaplah fiksi, bukan berdasar kisah nyata, hehe. ini cuma hasil pengamatan berita-berita yang lalu-lalang :D

enjoy :))💕

SELESAI DIREVISI

Alhasil, setelah dirundung oleh empat gadis dan satu laki-laki, yang hebatnya itu adalah Renjun, Ara jadi berakhir di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhasil, setelah dirundung oleh empat gadis dan satu laki-laki, yang hebatnya itu adalah Renjun, Ara jadi berakhir di kantin. Untuk apa? Apa lagi kalau bukan membelikan mereka makanan.

"Emangnya mereka gak punya kaki apa? Cih," gerutu Ara.

"Ini lagi si Renjun, kirain bakal jadi pangeran kuda putih, dih, malah jadi penyihirnya. Aduh," keluh Ara lagi sambil mengambil giliran memesan.

Tak lama berselang, Ara mendapatkan makanan yang dipesan dan membawa pergi mereka semua untuk kembali ke kelas. Mungkin Ara memerankan peran siswi yang dirundung oleh primadona sekolah.

Sayang sekali, Ara sangat benci peran seperti itu. Beruntung, karena semuanya akan berakhir saat Ara mencium Renjun, jadi apapun yang terjadi pada karakter ini saat Ara kembali adalah bukan urusannya.

"Ini," kata Ara sambil menaruh kresek itu di meja mereka.

"Ah, kenapa yang rasa keju? Gue bilang 'kan coklat!" seru salah seorang gadis di situ. Menurut pengelihatan Ara, sepertinya ia adalah sang ketua.

"Dia budek kali, kasihanin aja."

"Nah, 'kan? Ngarepin apa lo dari anak ranking terakhir sekelas?"

Cibiran demi cibiran terus ditujukan pada kamu. Ara menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskannya. Secara tiba-tiba Ara memukul meja mereka dan membuat mereka serentak tersentak di tempat.

"Lo cacat, ya?" tanya Ara, mengikis jarak pandang dengan sang ketua.

"Ngomong apa sih, lo? Nyumpahin gue ya?!" serunya tak terima.

"Kalau emang gak merasa cacat, kenapa gak beli makan sendiri?" tanya Ara kemudian menjauhkan muka. Menatapnya dengan pandangan menjijikkan. "Bahkan mereka yang cacat aja, berjuang cari uang sendiri."

"Lo yang sehat, gak cacat, malah nyuruh-nyuruh orang. Udah nyuruh, gak tau terimakasih lagi."

"Anjing aja setelah dikasih makan tau terimakasih," lanjut Ara. "Lo yang manusia, masa lebih rendah daripada anjing?"

Dapat Ara lihat dari pandangannya, wajah gadis itu memerah padam. Namun, Ara belum selesai bicara. "Oh, apa lo bukan manusia, ya?"

BRAK!

"KURANG AJAR!"

Gadis itu berdiri sambil menggebrak meja, menatap Ara dengan jengkel dan langsung melayangkan tangannya. Mungkin, hendak memukul Ara. Tetapi, kenapa Ara harus diam saja?

✔️Dating Doors || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang