Bayangkan, apa yang terjadi kalau dating doors benar-benar terjadi dan dialami olehmu?
➖ [15 +]
It's not a happiness, it's a curse. Prepare to break it and lose.
.
.
.
ㅡ
- beberapa topik cerita mungkin akan menyinggung
- harap untuk tidak membawa s...
mau tanya deh, kalo misalkan tiba-tiba aplikasi di ponsel kalian itu tulisannya "aplikasi tak merespon" jadinya gak bisa dibuka, biasanya kalian apain?
aku lagi kena nih, gabisa buka komik onlen😭😭
SELESAI DIREVISI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ilisa baru saja terbangun dari tidurnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Namun, ingatannya akan apa yang terjadi kemarin ketika ia tiba di lokasi yang disebutkan oleh para penguntit itu padanya, membuatnya memikirkan hal itu semalaman. Mengapa begitu?
Tentu saja, bukannya mendatangi sebuah rumah tua sesuai yang dikatakan, mereka malah tiba di rumah Ara. Begitu juga mereka yang tertidur di depan rumah Ara. Jika sesuai dengan kesaksian mereka, katanya mereka jelas-jelas sibuk menunggu di depan rumah itu karena pintu rumah itu sama sekali tidak bisa dibuka.
"Mereka gak mungkin bohong, 'kan?" gumam Ilisa.
"Tapi, Ara juga gak ada di rumah. Terus di mana? Kabur?" lanjut Ilisa sambil bergumam. Ia juga penasaran sebenarnya apa yang sedang menimpa Ara. Sehingga akhirnya ia memiliki ide untuk mengikuti Ara ketika pulang sekolah nanti.
•••
Ara sudah berada di luar gedung agensi dan mulai berjalan menjauhi gedung tersebut. Dalam perjalanan, Ara memikirkan tentang para penguntit yang mengikutinya kemarin. Akan tetapi, lokasi rumah itu selalu berubah, kemungkinan mereka tidak akan ada di sana menunggu kehadiran Ara, 'kan?
Seperti dugaannya, rumah itu muncul tidak jauh dari tempatnya berjalan. Ara segera berlari menuju rumah itu dan memang di depan rumah itu kosong, tak ada siapa-siapa.
Ara menghela napas lega. Walau ia penasaran apakah sesuatu menimpa para penguntit itu saat menunggunya di depan rumah ini. Tak mau terlalu lama menunggu, Ara segera memasuki rumah itu.
Ia sudah mengetahui urutan angkanya, jadi tak sulit baginya untuk pergi ke dimensi itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
blup
blup
blup
...
Sial, ini di mana? Bawah air? Kenapa tangan gue gabisa digerakin? Muka gue penuh air semua? Gue tenggelam?! Tapi punggung gue nyentuh sesuatu yang datar ... ini bak mandi?!
