Bayangkan, apa yang terjadi kalau dating doors benar-benar terjadi dan dialami olehmu?
➖ [15 +]
It's not a happiness, it's a curse. Prepare to break it and lose.
.
.
.
ㅡ
- beberapa topik cerita mungkin akan menyinggung
- harap untuk tidak membawa s...
book ini, author gak ngasi cuma tentang si kamu yang hoki karena ketemu sama nct. tapi tentang kok bisa-nya gitudeh.
jadi, book ini, berteori😂
SELESAI DIREVISI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekembalinya Ara dari sekolah, ia memikirkan bagaimana nasib Jeno yang tidak dikenali oleh siapapun saat ini. Atau ... apakah ia bahkan masih ada di dimensi yang sama dengan Ara?
"Ah, bener juga ...."
Ara berpikir begitu keras, sampai akhirnya ia menjadi penasaran dengan hal lain. Misal, apa yang terjadi kalau Ara tidak menyalakan laptopnya, yang menjadi aksesnya ke permainan dating doors itu?
Atau jangan-jangan, ponsel Ara pun bisa diambil alih oleh sesuatu yang mengendalikannya di dimensi dating doors itu?
Menyadari teori yang dipikirkan olehnya sendiri, Ara langsung menyalakan ponselnya yang mulanya ia simpan di saku jaketnya. Ia buru-buru mencari-cari keanehan pada ponselnya, namun untunglah, tak ada yang bermasalah.
"Hmm ... gue 'kan biasanya ngirim video-video itu ke sana, apa gue bisa ngecek videonya di sana, ya?" tanya Ara pada dirinya sendiri.
Akhirnya ia coba mengecek video-video yang biasanya ia kirimkan pada sebuah aplikasi. Benar saja, akun miliknya yang ia pakai untuk mengirim video tak bisa ditemukan.
Ara tersenyum miring. "Jadi ... di sini masalahnya?"
"Kayaknya cuma bisa diakses lewat laptop, ya?"
"Oke, gue bakal coba gak nyalain ataupun nyentuh laptop untuk beberapa hari. Lihat apa Jeno bakal balik, atau ...?"
Sejujurnya, Ara pun agak takut. Tetapi ia tetapi harus mencoba. Setidaknya ia harus tahu apa yang akan terjadi, kalau ia ingin mengembalikan situasi.
•••
Selang beberapa hari, ternyata Jeno pun tidak kunjung kembali. Ara sangat kuatir, masalahnya yang hanya mengingat dan mengenal Jeno itu hanya Ara seorang di muka bumi ini. Dengan siapa Ara akan berdiskusi?
"Gue harus cari Jeno di mana, ya ...?" tanya Ara yang sekarang sedang dalam perjalanan kembali dari sekolahnya.
Ara lagi-lagi meninggalkan laptopnya di rumah, tidak berniat menyentuhnya sama sekali. Sampai akhirnya ia meremat kencang botol plastik bekas di tangannya, dan melemparnya ke gang kosong yang kebetulan dilewatinya.
prak!
"Aduh!"
Ara tersentak saat mendengar suara seseorang muncul setelah ia melempar botol kosong miliknya. Buru-buru Ara menoleh ke arah gang itu dengan tatapan terkejut.
