43

63 20 3
                                    


dongmyeong menghela napas. selama berjalan menuju ke ujung komplek, ia memperhatikan sekelilingnya. semuanya kelabu. aneh.

ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan bersenandung. "kira-kira kalo ada orang selain gue disini gimana ya?"

menyadari pikirannya yang sungguh aneh dan berbahaya, ia tersadar. "lah, myeong jangan gitu ah! serem.." monolognya.

ia pun sampai diujung komplek dan mencari buku biru itu tepat dimana dongju duduk tadi. tapi tidak apa-apa.

"dongju bohong apa yak?" gumamnya sambil menggaruk kepalanya.

kriet..

"hihihi!"

"anjir siapa tu ketawa?" gumamnya sambil menoleh ke taman komplek. disana angin langsung berhembus dan membuat dongmyeong mengernyit.

ternyata benar, ia tidak sendiri.

ada seorang gadis yang sedang bermain ayunan disana. tatapannya kosong namun ia tertawa lepas, membuat dongmyeong merinding melihatnya.

dongmyeong pun menggaruk tengkuk. "terus kalo gak disini, dimana dong?"

"halo kakak."

"HIIIIYY!!" dongmyeong terkejut sehingga ia terjatuh menghantam tanah. "njir serem.." batin dongmyeong ketika ia melihat sang gadis kecil tadi sudah berada dihadapannya.

"halo kakak." gadis itu tersenyum. dongmyeong pun berdiri sambil memegangi pantatnya yang sedikit nyeri.

"k-kamu siapa?"

gadis itu terdiam. senyumannya memudar. tangannya langsung menyodorkan buku biru itu. dongmyeong langsung mengambil buku itu dari tangannya.

"cepat lari sebelum aku berubah pikiran." ucap gadis itu. dongmyeong kaget.

"m-maksudnya?" terlambat, gadis itu sudah mengeluarkan pisau tajam dan menyodongnya ke arah dongmyeong.

dongmyeong langsung berlari kembali menuju ke rumah. ia lari secepat mungkin tanpa melihat ke belakang.

begitu sampai dirumah, ia langsung duduk dan mengatur napasnya.

"serem anjir! WOY BALIKIN GUE CEPET!" serunya. suaranya menggema dirumah abu-abu itu.

"gabisa! lo harus cari badan lo dulu!" balas giwook.

"LAH INI DISEBELAH GUE APAAN?!" dongmyeong menunjuk raganya.

"yaudah masuk cepet!" dongmyeong kembali duduk dan merasa dirinya ditarik dan kembali membuka mata dengan napas terengah-engah. buku biru itu ia genggam tepat ditangannya.

"jadi? kita udah dapet buku ini." kata dongmyeong.

keonhee membuka mulutnya, "saatnya nyudahin semua ini. buat kalian dan buat kita juga."

...

mereka menuju ke ruang bawah tanah. sepi, tidak ada siapapun. iblis itu menghilang.

namun yang mereka temukan setelah menyalakan lampu ruangan pengap tersebut membuat mereka menganga. sebuah pentagram besar dengan lilin dan darah berceceran ditengah-tengah ruangan tersebut.

"apa-apaan.." hwanwoong terkejut.

mereka berjalan ke tengah ruangan dan memperhatikan tanda-tanda sang iblis terakhir kali berada disini.

"berantakan banget gila.. bunda bisa marah kali.." gumam dongju.

"oh ternyata kalian sudah tiba!" suara berat itu membuat keempatnya menoleh ke belakang.

"haduh lo lagi, bisa pergi ga sih lo?" dongmyeong muak.

"oh, bukannya rumah ini milikku? harusnya kalian yang pergi!" tangannya mengepal.

"belum sadar diri dia ternyata. lo tuh setan bodoh!" celetuk hwanwoong.

sang iblis menyeringai, "aku memang setan. tapi sebentar lagi aku akan utuh karena penghuninya mati ditanganku. jadi, say hi to heaven."

the house [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang