40

99 26 9
                                    


"jangan ganggu mereka lagi." youngjo muncul tepat dibelakang dongmyeong dan sayangnya, dadanya tertusuk pisau. ia jatuh terbaring lalu matanya tertutup perlahan.

"KAK YOUNGJO!" dongmyeong panik melihat youngjo tergeletak tak berdaya disamping mereka. dongju pun kaget dengan hal yang barusan terjadi.

"HAHAHAH! RASAKAN ITU ANAK SIALAN!" kemarahan dongmyeong telah mencapai puncak. tangannya terkepal erat dan wajahnya merah padam. ia berjalan mendekati sang pria tua lalu memojokkannya di dinding.

"beraninya bajingan kayak lo bunuh temen gue seenaknya." tangannya mencekik sang iblis dengan kuat.

"temen lo itu pantes mati."

"LO YANG PANTES KE NERAKA!"

"iya, kejebak disini mampus lo." dongmyeong menoleh ke belakang, dimana hwanwoong dan keonhee berdiri disana. dongmyeong sedikit lega karena bantuan datang.

hwanwoong merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan kalung biru itu. pria itu terdiam disana dan tidak bergerak.

"masuk kesini kau, pria tua sialan." ucap hwanwoong lalu menutup matanya. tidak terjadi apapun.

keonhee yang berdiri disebelahnya pun heran. biasanya kalung itu mengeluarkan cahaya dan menarik hantu itu, tapi sekarang tidak terjadi apa-apa.

"keon, kok diem-diem bae ya?" tanya hwanwoong, masih dalam keadaan nata tertutup.

"ya mana gue tau. lo salah bawa kalung pasti!" hwanwoong membuka matanya sedikit lalu mengecek kalungnya. kemudian kembali ke posisi yang sama dengan mata tertutup.

"sama, kok!"

"elu nih ngantuk! coba liat lagi!"

"beneran ege! liat dong!" hwanwoong menunjuk ke kalung biru itu. "sama si onoh kemaren bisa kok!" tambahnya.

"ih, coba diliat dulu yang bener-bener!"

"udah bener-bener tadi! ngajak berantem ya lo!"

"ini jadinya kapan tu iblis masuk ke dalam kalungnya sih?" dongju berbicara.

hwanwoong dan keonhee terdiam. hwanwoong kembali mengecek kalungnya. kalung biru itu tidak tertukar dan sama seperti yang kemarin. tapi kenapa tidak bisa menyeret sang pria tua itu ke dalam?

"aakhhh!!" pria tua itu mendorong dongmyeong keras dan membuatnya jatuh. dongmyeong bergerak mundur kala pria itu maju menodong pisau ke arahnya.

greb!

"bawa dongju pergi, myeong! cepet! pria ini biar kami tahan!" giwook dan jiana muncul didepan dongmyeong sambil menahan sang pria tua.

dongmyeong mengangguk lalu berseru. "kak! bawa kak youngjo ke rumah sakit!" teriaknya ke hwanwoong dan keonhee. mereka bergerak cepat membawa youngjo yang sekarat.

sementara itu dongmyeong membawa dongju ke atas dan menutup pintu basement secepatnya. mereka berempat termasuk youngjo pun langsung menuju ke rumah sakit.

youngjo langsung masuk ke unit gawat darurat dan mereka terpaksa menunggu hingga ia selesai dirawat dan diobati. mereka duduk bersandar di dinding dan merenung.

"kenapa kalung ini gak bisa sih?" gumam hwanwoong. hwanwoong memeriksa kalung itu berkali-kali. itu tetap kalung yang sama.

"sudah, kita fokus ke kak youngjo dulu." ucap keonhee.

sementara itu, si kembar tengah duduk tak jauh dari hwanwoong dan keonhee. dongmyeong duduk termenung disana. napasnya terengah-engah dan kelelahan, namun ia berdiri dan mencari air untuk sang adik kembar. "nih, minum dulu,"

dongju langsung meminum isi gelas itu hingga habis tak tersisa. keadaannya cukup lumayan sekarang. mereka berdua serempak menghela napas dan bersandar kembali.

"sekarang apa?" gumam dongju.

"ya kita nunggu kak youngjo sehat aja,"

"terus rumah kita? bapak tua sialan itu kita apain?"

"santuy dulu, santuy.. lo perlu istirahat dulu baru mikirin hal itu,"

"tapi kan udah gawat. dia hampir bunuh lo tadi!"

"iya gue tau! makanya santai biar gue bisa ikut mikir juga!" dongmyeong mengusap rambutnya lalu menghela napas.

setelah 1 jam lebih menunggu, akhirnya sang dokter keluar dari ruangan. hwanwoong dan keonhee menghampirinya dan dokter itu menjelaskan keadaan youngjo.

setelah dokter dan para perawat pergi, barulah si kembar menghampiri hwanwoong dan keonhee. "gimana kak keadaannya?" tanya dongmyeong.

"katanya, kita datang di waktu yang tepat. waktu tadi, youngjo hampir mati karena kehabisan darah. tapi sekarang dia udah baik-baik aja. dia bakal pulang seminggu lagi. biaya rumah sakit biar-"

"kita aja, kak, yang bayar. ini tanggung jawab kita juga karena dia luka kayak gini." sela dongmyeong lalu menunduk.

"hey, gak usah merasa bersalah. itu bukan salah kalian. dia pengen lindungin kalian karena kalian udah bantu dia.  simpelnya, kalian bahagia dia pun bahagia." jawab hwanwoong. "oke, kalian yang bayar biayanya. kalo butuh bantuan, panggil aku aja ya?"

si kembar mengangguk lalu tersenyum tipis. "ini kita udah boleh masuk kak?" tanya dongju.

"oh ya, boleh! yuk!"

malam readers! aku kembali dengan permintaan maaf. maaf aku jarang update karena jujur aku capek banget sama kehidupan rl, karena sibuk terus jadi ga sempet update. dan aku rasa banyak yang mulai lupa sama bell😅

aku bakal berusaha untuk nulis kelanjutannya sampe habis. dan setelah itu sepertinya aku gak nulis karya lagi?
itu aja yang ada di pikiranku😅
maaf bangett sekali lagi, semoga malam kaliam menyenangkan!

p.s ada kalanya aku berubah pikiran jadi mohon tunggu aja ya^^
makasih atas perhatiannya!

kalian kalo mau tanya-tanya sama aku bisa komen disini atau mutualan sama aku di twitter^^

the house [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang