2O

218 63 44
                                    


dongju sedang berada di halaman belakang. ia hendak melihat tanaman supaya segar. dia rada jenuh didalem.

ia pun berjalan-jalan sambil bersenandung, sesekali memperhatikan bunga-bunga.

ketika sedang jongkok di depan tanaman, matanya terkena benda menyilaukan. ia langsung menutup matanya dan hendak melihat benda tersebut. namun..

"WAAAAA DONGJUUU!!! TOLONGG!!!!!"

suara teriakan itu membuat dongju terlonjak kaget. ia segera bangkit dan berlari menolong kembarannya.

"dongmyeong?!!" teriaknya sesampainya di atas. ia juga mendengar suara tangisan perempuan yang terdengar sedih sekali.

ia melihat kursi kecil yang biasa mereka pakai untuk naik ke loteng di ujung lorong. ia segera berlari menghampiri.

"dongmyeong, lo gak papa?" tanya nya sembari mendongak, berusaha untuk mencari keberadaan dongmyeong.

namun yang ia dengar hanyalah kesunyian.

karena khawatir, ia pun naik ke atas. dan betapa terkejutnya saat melihat dongmyeong tergeletak tak berdaya didepan jendela dan suara tangisan itu tiba-tiba menghilang.

dongju segera naik ke atas dan membangunkan dongmyeong.

"dongmyeong!! bangun!!" namun dongmyeong tak kunjung bangun. ia pingsan.

terdapat banyak cakaran di sekujur tubuh dongmyeong. dongju panik. ia tak tahu harus apa.

ia pun merogoh sakunya, mengambil handphone-nya dan menelpon ambulan.

air mata mengalir membasahi pipinya. ia panik dan menangis. ia takut terjadi sesuatu pada dongmyeong.

"h-halo?"

"i-iya tolong saya,"

"s-saudara kembar saya hiks"

"dia luka-luka! di loteng!"

"t-tolong segera! hiks"

telepon pun berakhir. dongju menangis. ia takut. ia panik. ia merasa bersalah. bercampur aduk.

dongju duduk memeluk lutut di atas loteng. bahkan dongmyeong pun tadinya menangis, sisa air mata menetes ke lantai kayu.

"maafin gue,"

...

setelah menunggu selama 2 jam, dokter keluar dari ruangan dan memberitahu bahwa dongmyeong akan baik-baik saja.

luka nya sudah dijahit dan hanya perlu beristirahat. dongju hanya mengangguk.

biasanya di saat-saat dongju merasa tertekan seperti ini, dongmyeong ada di sebelahnya dan menepuk-nepuk pundaknya sembari berkata, "semuanya akan baik-baik saja."

tapi sekarang, ia sedang terbaring di kasur. dongju hanya duduk memperhatikan nya, menunggu nya hingga ia terbangun.

hingga dongju tertidur di sofa.

"maaf, gue harus ngasih tau ini ke lo dongju"

...

dongmyeong di terkam dan di cakar oleh makhluk mengerikan itu. mencabik-cabiknya hingga ia tidak bernyawa.

tidak, dongju tidak mau melihat ini. tapi apa daya, ia yang membuat dongmyeong mati mengenaskan.

ialah makhluk bercakar mengerikan itu.

"bukan gue, bukan gue, bukan gue!!!"




















































"DONGJU!"

teriakan itu membuat dongju terbangun dengan napas terengah-engah. membuatnya kebingungan.

ia menoleh sekeliling dan melihat seorang suster dan dongmyeong yang sedang duduk di kasur.

dongju mengernyit. ia bingung.

"makasih ya mba." kata dongmyeong, lalu suster itu keluar.

sementara dongju berusaha menenangkan dirinya, dongmyeong menatapnya.

"lo mimpi apa?" tanya dongmyeong ke dongju. dongju menoleh ke arah nya dan menghampirinya.

"e-entah gue mimpi lo di cabik-cabik sama gue!" jelas dongju langsung. mendengar itu, dongmyeong kaget.

"serius?" dongju mengangguk.

"maaf, gue gak ada buat nolong lo." kata dongju seraya menunduk. dongmyeong tersenyum pahit.

"gue gak papa. cuma kecakar." katanya.

"cuma? cuma kecakar? lo gak tau gue khawatir setengah mati! gue nangis ngeliat lo, dongmyeong!" perkataan dongju membuat dongmyeong terkejut.

sadar akan perkataan nya yang terlalu jujur, dongju mengalihkan pandangan.

"serius lo nangis? son dongju nangisin gue?" seru dongmyeong lalu tertawa. tak terlalu lama karena ia merasakan jahitannya nyeri.

"lo parah banget soalnya. gue khawatir lo kenapa-napa, dongmyeong." dongju menggenggam tangan dongmyeong, "lain kali, ada apa-apa, panggil gue." pinta dongju, yang langsung dibalas anggukan oleh dongmyeong.

meskipun setiap hari kayak tom and jerry, dongju masih punya rasa kasih sayang ke dongmyeong. ya kalo gak ada palingan dongmyeong udah dia lempar dari lantai 2 rumahnya.

kali ini, sekali ini aja, dongju jujur tentang perasaan khawatirnya pada dongmyeong. karena ini sudah kelewatan.

kenapa harus dongmyeong bukan dongju?

"sekarang gue mau nanya," dongmyeong yang tadinya menunduk langsung menatap dongju, "lo diapain di loteng tadi?"

the house [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang