happy reading
🦋🦋🦋
Di sebuah balkon kamar seorang gadis cantik tengah memangku gitar. memetik senar-senarnya dengan perlahan, mencoba mencocok kan dengan lagu yang akan ia mainkan.
saat di rasa semuanya sudah selaras. ia mulai memetik senar nya kembali dan mulai bernyanyi dengan lagu yang ia ciptakan sendiri.
Seutas tali menjeratku
menahan semua yang kurasa
tak membiarkan ku tuk terlepas
membuat aku harus bertahan
di kesunyianmalam yang kelam tanpa adanya bintang
selalu menyelimutiku...seakan menggambarkan suasana hatiku
hidupku transparan yang tak di pandang
inginku sampaikan pada bulan dan bintang
aku tak mau kesunyian
ku tak mau kesunyian...
Citra ya gadis itu Citra.
pusing dengan pikirannya dan kebetulan ada gitar nganggur jadi dia mainkan saja. selagi masih di area kamarnya.Prok..prokk...prokkk
Citra menoleh ke belakang dan mendelik kesal saat melihat Aksa berdiri di pintu kaca balkon kamarnya.
"permainan yang bagus" pujinya pada citra setelah mendudukkan dirinya di samping citra.
"ya terimakasih, tapi bisa kah kau ketuk pintu terlebih dahulu, sungguh itu tak sopan" sungut citra sedangkan Aksa terkekeh kecil melihat wajah citra yang menurutnya menggemaskan.
"aku mendengar suaramu tadi, jadi ya aku langsung kemari" ujar Aska
citra hanya memutar bola matanya malas.
"harus nya aku yang marah, kau tak mengabari aku jika kau langsung pulang dan juga tentang kejadian di kantor polisi."
Benar juga pikir citra
"oh maaf kan aku kakak sepupu" ucap citra
"apa tak ada panggilan lain?" tanya Aksa
Citra berpikir sejenak, panggilan apa ya yang cocok untuk cucu nya ini
ya cucu, oh ayolah apakah kalian lupa jika di dalam tubuh Calista ini ada dirinya. jiwa seorang nenek tua
tak salahkan jika citra mengatakan Aksa itu cucu
tapi sekarang karna ia berada di tubuh nya calista jadi tak masalah juga kan jika ia memanggil Aksa dengan Abang?
tentu tak masalah
"Kalo Abang gimana" putus citra akhirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/255913489-288-k175142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantastikCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...