Happy reading
🦋🦋🦋
Suasana ramai di sebuah kedai bakso dengan berbagai parian, ada bakso klenger, bakso banger, bakso jumbo dan dari sekian parian bakso yang ada. Citra tetap saja memilih bakso super.
Di dukung oleh langit mendung, suasana yang pas dengan satu mangkuk bakso super di hadapan nya.
tak menghiraukan suasana ramai, dari mulai kakak dan para sahabat nya. Sampai ke para geng yang juga ikut memenuhi kedai sederhana di pinggir jalan ini.
"dek kamu ngapain ngurusin kucing si, gara-gara kamu kakak jadi tekor sekarang" dengus judi pada adiknya yang duduk di sampingnya.
hahaha ayo tertawa bersama-sama atas kesialan judi. karena semua yang makan di sini ialah yang membayari nya.
"kak, adek gak mau Gili gak tanggung jawab sama perbuatan nya ke si Lala" balas adiknya.
Yang membuat kakaknya menggeleng-gelengkan kepala. dengan jawaban adik kecilnya ini.
"Si Lala ngapain ngurusin kucing, lebih baik urusin Abang aja" ujar teman nya judi, yang kini langsung kicep saat mendapat kan tatapan tajam dari kakak nya Lala.
pembicaraan yang unpaeda dari mereka semua hanya di abaikan saja oleh Citra yang kini masih berkutat dengan makanan favorit nya.
Namun itu tak bertahan lama, karena Evan mengganggu acara makannya
"Dek buruan makan nya, kakek suruh kita pulang" ucapnya.
Adek? gak kek biasanya.
"apa karena kita ketauan bolos ya" celetuk citra. yang membuat para remaja Wijayanto menegang.
pernah dulu mereka bolos bersama tapi itu hanya para lelaki saja, citra tak ada pada saat itu, mereka mendapatkan amukan dari kakek, karena tertangkap oleh ajudan kakeknya mereka bolos.
"uh baru juga 4 mangkuk, masa mau udahan" kesal citra, yang membuat orang-orang di sana menggeleng-gelengkan kepala dramatis.
yang benar saja itu perut atau karet– pikir mereka
Aksa, memijat pelipisnya yang nyut-nyutan karena adiknya yang satu ini. Jika sudah di hadapkan dengan yang namanya makanan apa lagi makanan favorit nya. pasti lupa akan semua hal. fokusnya hanya pada bakso super ..bakso super. Seperti sekarang contohnya.
"Besok lagi, di kantin sekolah, kamu boleh pesen sepuasnya."
"Oke" balas citra sambil memasukkan kan satu bakso kecil terakhir ke mulutnya.
Duduk terlebih dahulu karena selepas makan harus menurunkan yang kita makan lebih dulu.
Merasa cukup, citra lantas beranjak dari duduknya beserta kakak dan sahabat kakaknya.
Namun sebelum itu ia memberikan senyum manis pada orang yang duduk di depan mejanya.
"terima kasih atas traktirannya, di lain kesempatan semoga hal yang terjadi tadi, tak kan terulang kembali" ujar citra sambil membungkuk kan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasíaCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...