Happy reading
🦋🦋🦋
Semua orang sibuk mencari anak-anak dari keluarga mereka yang menghilang seharian tanpa kabar sama sekali.
Di ruangan utama keluarga Wijayanto, kini Sofanya terlihat penuh. Oleh para orang tua yang membicarakan anak-anak mereka.
awalnya mereka mengira jika anak-anak menginap di kediaman keluarga Evan dan Evin. karena biasanya mereka akan berkumpul dan menginap di sana saat weekend.
tapi mereka tidak seperti biasanya, karena saat menginap mereka pasti akan memberitahu terlebih dahulu.
tapi ini tidak ... jadi lah mereka mencoba menelpon ke kediaman keluarga Wijayanto untuk menanyakan putra mereka.
tapi tanpa penjelasan tuan Abimana menyuruh mereka untuk datang kekediaman mereka.
jadi sekarang mereka tengah berkumpul di ruang tengah kediaman keluarga Wijayanto.
"Bagaimana ini tuan Abimana, apa kita harus turun tangan sendiri" pertanyaan itu di lontarkan oleh pria paru baya, ayah dari Rio.
Semua keluarga di sana menunggu jawaban dari tuan Abimana, tindakan apa sebaiknya mereka lakukan.
"tak perlu, anak tertua ku akan mengatasinya" ujar tuan Abimana
membuat orang-orang di sana menganggukkan kepala mengerti. berbeda dengan dua paru baya yang terlihat santai sambil memakan camilan yang ada di atas meja.
"ah regili mah kuat, kami sekeluarga jadi tidak perlu khawatir, benarkan ma" ucap pria paru baya berstelan jas dengan percaya diri.
"Bener pa" balas wanita paru baya sambil memangku wadah camilan.
Sedangkan yang lainnya hanya menghela nafas, dan berbincang-bincang lagi mengenai bisnis.
🦋🦋🦋
semuanya berjalan santai bagi citra, tidur, makan, tidur lagi makan lagi. Sebelum apa yang di katakan oleh ajudan kakeknya itu terngiang-ngiang di kepala cantiknya ini.
'mereka sudah ku tahan ... mereka sudah ku tahan'
Begitu saja terus
membuat ia kepikiran dan menjadi gelisah sekarang.
apa yang harus ia lakukan sekarang ... aha ia punya ide.
tapi coba dulu, mulut citra berkomat-kamit merapatkan segala doa. semoga pintu kamar ini tak terkunci dari luar.
di bukanya perlahan dan ... ya doa anak Soleh akhirnya terkabul juga. pintunya tak terkunci.
apa-apaan ini
gelap, pengap dan juga tak ada tanda-tanda kehidupan. di mana ini, citra tak mengira jika saat keluar dari kamar, ia akan melihat tempat yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasyCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...