Happy reading
🦋🦋🦋
Citra kini berguling-guling, tak jelas di kasurnya, yang terlihat sangat berantakan.
bagaimana tidak, selimut yang ada di depan pintu masuk kamarnya dan juga bantal yang kini tak ada pada tempatnya.
dengan keadaan dirinya yang masih berguling-guling tak jelas.
Beberapa saat yang lalu, tepatnya saat ia berada di cafe, ia di kejutkan dengan seorang pria yang sangat ... Sangat tampan.
bayangkan teman-teman, badan yang tingginya semampai, tubuh yang kekar, wajah yang rupawan, sungguh mahakarya sempurna yang baru ia lihat.
tetapi sayang sungguh sayang, orang itu tak bisa ia gebet
karena apa?
huh
Karena dia adalah kakak pertama Liya ... Sial kan? coba saja dia bukan kakaknya Liya, udah citra gebet tu orang.
tapi walau bagaimana pun, yang menjadi pikiran utama nya adalah si dia ... itu loh orang yang membuat jantungnya kadang-kadang dag-dig-dug ser.
Entah ia di jampi-jampi oleh bah dukun atau kena pelet si dia.
sehingga membuatnya yang abai menjadi seperti ini. ini sungguh rasa yang tak mengenakkan untuknya.
Serba salah loh ini dia. gak tau mau gimana. Satu yang ia mau, yaitu melihat wajah si dia.
huh KENAPA AKU JADI BEGINI
"aku perlu air dingin, pikiranku mau pecah rasanya" monolok nya pada dirinya sendiri dan bergegas ke kamar mandi.
Dengan bersenandung ringan citra keluar dari tempat yang beberapa menit ia singgah.
Saat keluar wajahnya sudah terlihat lebih segar.
Senandungnya terhenti saat ia melihat sosok gagah dari balik punggung kokoh di depan balkon yang terbuka.
Citra diam sejenak untuk melihat kiri dan kanannya, ini masih kamarnya kan? Pikirnya.
Orang itu membalikkan tubuhnya, yang tadi membelakangi dirinya.
Dan terlihat lah sosok yang sempurna, – kakaknya Liya
Kenapa dia ada di sini?
Dia mendekati kasur empuk citra dan duduk di sana, memperhatikan citra dari atas sampai bawah seakan-akan menilainya
Citra yang melihatnya langsung mengeryit heran, ada apa dengannya?
"Maaf, kurasa ini kamarku. jadi silakan keluar, pintunya ada di sebelah sana" entah mengapa ia merasa sangat kesal dengan sosok yang kini melihatnya dengan satu alis yang ia tarik ke atas itu.
Seakan dan seolah-olah citra adalah mahluk aneh di muka bumi ini, sehingga wajahnya yang beberapa saat yang lalu ia kagumi, kini menjadi sosok kerbau bertanduk rusa di penglihatan nya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasyCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...