Happy reading
🦋🦋🦋
pagi menyapa Citra yang masih tertidur lelap di baringannya. andai saja tak ada suara bising yang menganggu nya, maka ia tak akan membuka matanya saat ini.
perlahan-lahan ia menyesuaikan pencahayaan matanya.
saat penglihatan sudah jelas, ia langsung beranjak dari baringnya. dan melihat kanan dan kirinya yang sudah di penuhi oleh orang-orang yang di kenal maupun tak di kenalnya.
tapi ia melihat orang-orang yang di kenalnya, terluka. banyak sekali lebam-lebam di wajah mereka.
uh Citra menyayangkan wajah tampan mereka yang kini di penuhi lebam serta luka sobek.
tapi ... bagaimana bisa mereka ada di sini. itu yang di pikirannya.
"kalian kenapa?" tanya citra yang ingin turun dari ranjangnya dan melihat ke adaan mereka semua yang tengah di tahan oleh orang-orang berbaju hitam dan berbadan kekar.
"Liya, kami sangat merindukan mu" ujar Aksa yang ingin berdiri dan niatnya memeluk Liya namun langsung di hempaskan oleh pria yang ada di depannya, sampai Aksa duduk kembali ke Sofa yang juga di duduki oleh Evan dkk.
Ya ... Akhirnya mereka bisa menemukan Liya walaupun banyak luka yang harus mereka terima
tapi itu tidak lah masalah, selagi citra baik-baik saja.
Citra sedikit saja menampakkan kakinya pada lantai, namun ia oleng dan hampir saja terjatuh, tapi dengan sigap tangan keras dan kekar menahan pinggulnya agar tak jatuh kelantai.
Citra langsung melihat ke arah orang yang menahannya. menatap matanya yang coklat ke emasan. ia seperti pernah melihat.
tapi di mana?
tak berapa lama seseorang melepaskan secara paksa tangan orang yang menahan agar citra tak jatuh.
Dan beralih memeluk citra dengan erat, Citra yang di perlakukan seperti itu..tentu saja terkejut.
dan jantungnya berdetak tak karuan, dan citra tak suka itu.
"Hey kau lepaskan adikku, apa-apaan main peluk-peluk, aku saja belum sempat memeluk adik ku, dan kauu huu" itu suara Evin yang berteriak tak terima. namun teriakannya ia hentikan saat melihat para pria besar yang menahannya, menatap ia tajam.
mendengar teriakan Evin membuat remaja itu melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan citra dengan lembut,
"kau tak apa" tanya remaja itu sambil mengusap pipi Citra yang kini merasa kan hal aneh, bahkan sangat aneh pada dirinya. dan citra hanya membalas orang di depannya ini dengan anggukan kepala, yang mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.
"luka mu" tanya citra saat melihat luka sobek yang cukup besar di sudut bibirnya dan tampa ia sadari tangannya mengusap pelan luka itu.
membuat remaja itu langsung memejamkan matanya, menikmati sentuhan yang di berikan citra pada luka nya.
Sedangkan kakaknya dan kawan-kawan kini menatap tak percaya adegan di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasíaCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...