transmigration [ 3 ]

32.5K 4.1K 303
                                    

happy reading



🦋🦋🦋

semua tatapan masih tertuju padanya. sampai gadis yang memasang wajah datar itu duduk di kursinya.

"ada apa, apakah ada yang salah" ucapnya lembut aura keanggunan menguar dari tubuhnya yang elok.

membuat orang-orang yang ada di meja makan itu menatapnya penuh dengan penasaran.

para pria yang menyaksikan hanya mengeryit binggung melihatnya

seorang liya yang tak pernah bergabung bersama saat tak ada tuan besar adikusumo Wijayanto, kini dengan angkuhnya duduk di tengah-tengah kursi kakak kembarnya.

keheningan melanda. tuan rumah langsung memecahkan kesunyian yang ada.

"ayo lanjutkan" ucapnya dengan suara datar.

ya, mereka telah memulai sarapan tanpanya, karna ketidak adanya tuan besar Wijayanto.

yang membuat mereka melakukan sesuai yang mereka inginkan.

jika bangku yang berada di tengah tak kosong semuanya akan menjadi anjing yang baik.

semacam menjilat lah!

jiwa citra yang muda menyesuaikan diri dengan suasana yang kelam dan keadaan yang berpusat padannya hanya acu

dan tak menghiraukan perbincangan-perbincangan kecil yang tercipta di meja makan.

namun saat namanya di sebutkan dengan nada penyindiran.

citra langsung mengangkat kepalanya.

apa yang bibiknya katakan pada ibunya, sedikit membuatnya tertarik

'ada apa dengannya Rin, apakah si payah itu ingin menguatkan diri, sungguh tak pantas.'

Ting...

citra meletakkan alat makanya di atas piring dengan suara yang sedikit keras namun dengan gerakan yang tetap anggun.

mengeser kursinya ke belakang untuk memudahkan nya berdiri. serta menatap sekitarnya yang juga menatapnya dengan tatapan tajam.

"payah? apakah kau mengatakan aku payah bibik! " tanya citra pada seorang wanita paru baya dengan tubuhnya yang sedikit mengupal.

"apakah kau tak bisa melihat sesuatu yang menempeli mu setiap saat, di lengan kananku mulai itu."

perkataannya di sambut dengan geraman marah dari sang bibik. " kau..

"diriku.. ada apa dengan diriku bibik, apakah tingkah ku merugikan mu, kurasa tidak. tak sekali pun aku membuat mu rugi dengan prilaku diriku

dan ya kau mengatakan aku paya dan tak pantas bersikap selayaknya nona muda keluarga Wijayanto, apakah kau bercanda. ini adalah hidup ku aku berhak melakukan apa yang aku mau selagi tak menganggu mu. dari pada kau mengurusku lebih baik kau mengrus anak bungsu mu itu

dan tak usah pedulikan aku...--

"CALISTA

"ada apa Bu, lama kau tak menyebut nama itu. bukan kah kau selalu memanggil ku anak tak beguna-- itu nama yang kau sematkan padaku saat aku baru duduk di sekolah dasar. bukan?

transmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang