INFO❗
Lia cuma mau kasi tau.
kata-kata yang di pakai seperti 'lo/gue' itu hanya dalam keadaan tertentu aja. Jadi jarang di gunainHappy reading
🦋🦋🦋
untuk menghilangkan kejenuhan yang ada citra memilih pergi keluar sebentar.
setelah istirahat selama dua hari, karna kejadian kacang itu. keluarga nya sedikit aneh menurutnya
aneh dalam artian baik si. jadi ya Citra syukuri saja.
hari ini libur alias hari Minggu. karna bosan terus menerus di kamarnya ia memilih untuk pergi saja sebentar.
namun, harus di temani si kembar, kata mereka. kakek yang menyuruh.
jadi apa daya hati yang ingin menolak namun harus tertahan karena ke tak berdayaan
tunggu saja saat citra sudah sukses kelak dan tak lagi bergantung pada keluarga ini
dia akan melakukan apa yang ia mau tanpa gangguan siapa pun
Jadi lah sekarang mereka ada di mobil yang tengah di kendarai oleh si kembar
tak ada pembicaraan di sepanjang perjalanan mereka.
Posisi citra yang ada di belakang sendirian sedangkan kedua kakak kembarnya duduk di depan kursi pengemudi.
entah apa yang mereka lakukan, tapi citra mendengar namanya di sebutkan
geram dengan itu, citra lantas bertanya pada mereka.
"ada apa?" ucap citra sambil melirik kaca spion mobil.
"soal kemarin, sungguh aku tak bermaksud untuk menyakiti mu." ucap Evin lirih.
"aku hanya ingin emm seperti Aksa" sambungnya lagi.
Oh gitu, ngomong aja kok lama amat"ya, aku tau itu" kata citra
"Apa kau marah pada ku" tanya nya
"apa aku terlihat marah?" tanya citra Balik.
dan di balas gelengan oleh Evin sambil menundukkan kepalannya
lucu sekali- batin citra
perjalanan masi berlanjut, bukan nya apa sendari tapi mereka hanya keliling-keliling saja
namun sudah ketiga kali juga citra melihat orang yang memakai baju serbah hitam yang ia lewati di gang sempit di persimpangan jalan
yang selalu menatap mobil mereka intens,
bukan nya citra ge'er. tapi memang begitu adanya.
tapi ya sudahlah.
mungkin ia hanya mengangumi mobil yang tengah di kendarai si kembar. mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasyCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...