happy reading
🦋🦋🦋
Citra kini berada di depan gerbang sekolah di sampingnya ada Aksa dan motor sport putih yang tegah ia tunggangi.
"ya udah tunggu apa lagi" ucap citra kesal.
pasalnya sendari tadi Aksa hanya diam saja.
"mau ikut gue gak balik sekolah nanti" ajak Aksa
citra menimbang-nimbang apakah ia akan ikut atau tidak. pulang sekolah?
boleh juga
angap saja mencari suasana baru,
"Baiklah
"pulang nanti gue jemput" setelah Aksa mengatakan itu ia langsung melajukan motornya.
saat citra berbalik hendak masuk ke sekolah ia melihat para sahabat ularnya tengah melihat kepergian Aksa.
citra memutar bola mata nya malas saat si ular berjalan mendekati dirinya.
"tadi itu Aksa kan Liya" tuh kan apa ku tebak, selalu benar
"punya mata kan" sarkas citra dan melenggang pergi dari sana.
citra ingin menjaga jarak dari sahabat-sahabat ularnya Liya. Sungguh lebih baik ia sendiri dari pada bersama mereka.
Seperti kemarin, semua tatapan mengikuti nya sepanjang jalan. namun tak terlalu banyak warga sekolah yang berbisik-bisik padannya
mungkin karena ke jadian kemarin. dan juga segerombolan gadis yang kemarin mengejeknya tak napak di sepanjang perjalan citra.
suasana jalan nya yang tenang kini terhenti saat di depan nya ada sekumpulan siswa-siswi berkerumunan membentuk lingkaran entah apa yang tengah mereka saksikan.
namun samar-samar ia dapat mendengar bentakan dari depan sana.
penasaran dengan apa yang terjadi. Citra maju perlahan untuk melihat secara langsung drama pagi yang di sajikan di depan sana
"Minggir" teriak citra pelan namun menggema. membuat semua orang di depan membuka jalan untuknya.
Kini citra berdiri melihat sang kakak kelas tengah membully seorang cowok cupu.
baju, tatanan rambut, dan alat sekolahnya hancur.
Citra tak ingin ikut campur urusan kakel nya ini.
tapi ingatan demi ingatan citra di kehidupan sebelum nya berputar dari pikiran nya. mengingat dia pernah mengalami sama seperti apa yang ia lihat di depan ini
membuat hati nya menolak untuk tetap diam saja.
melihat keadaan cowok cupu di depan nya ini dan sekarang bergantian melihat kakel yang masih berdiri tegak di depan si cupu yang tertunduk
tapi ada yang aneh jika citra perhatikan
mungkin perasaannya saja

KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasiCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...