Happy reading
🦋🦋🦋
Di mansion utama keluarga Wijayanto, telah di penuhi oleh seluruh keluarga yang gelisah, menunggu kabar dari tim pencari dan para bawahan nya untuk mencari putri muda satu-satunya keluarga Wijayanto.
terlihat di ujung sofa 3 remaja menundukkan kepalanya. di depan sofa yang mereka duduki berdiri tuan besar adikusumo Wijayanto.
yang kini menatap para cucu laki-laki nya, kecewa.
"Kakek hanya ingin kalian menjaganya, tapi apa ini. kenapa kalian bisa seceroboh ini, percuma perilaku kita selama ini, jika dia tetap menjadi sasaran nya dan kita hanya menunggu saja." ujar kakek pada Aksa, Evan dan Evin yang kini semakin dalam menunduk kan kepala mereka. tak berani mengangkat kepala mau pun membuka suara
Tuk
Tuk
Suara langkah kaki yang bergema di ruangan ini, karena ketukan dari sepatu yang di kenakan olehnya.
Membuat semua orang yang ada di sini, mengarah kan pandang mereka ke arah pintu masuk mansion.
Di sana Rini tengah berjalan dengan angkuhnya.
Mereka juga baru menyadari jika nyonya Abimana Wijayanto, tak ada bersama mereka sendari tadi.
dari mana ia. mereka tak tau, karena terlalu pokus dengan Liya yang menghilang.
tetapi ada sedikit berbeda darinya, ia terlihat seperti seorang yang Angkuh dan juga sombong.
berbeda dengan yang biasanya, wajah yang selalu tersenyum dan juga raut wajah yang lembut. kini tak ada.
Saat ia sampai di depan seluruh keluarga yang kini tengah menatapnya. dengan tatapan yang berbeda-beda. ia malah tersenyum
namun bukan senyum manis dan lembut, tetapi senyum sinis yang ia berikan ke pada mereka.
tuan Abimana yang melihatnya langsung bertanya.
"Dari mana saja kau Rin" tanya nya
Sedangkan orang yang di tanya, hanya diam dan melirik sinis pada mereka yang ada di ruangan ini.
"aku mengajukan gugatan cerai pada mu. aku ingin kita berpisah. dan memintahkan hak ku atas bagian harta yang kau miliki." ucapnya tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.
"Apa yang kau bicarakan Rin" ucap tuan Abimana dengan suara yang meninggi.
"Aku ingin bercerai, apa kurang jelas yang ku katakan" tekan Rini di setiap kalimatnya.
Semua keluarga melihat tak percaya pada sosok Rini di depan mereka ini. Sungguh mereka tak menyangka di balik sikap ramanya. ternyata menyimpan sifat yang seperti ini.
"Jika hanya mengandalkan cinta, itu hal yang bodoh untuk ku lakukan. aku ... aku hanya menjadi istri pajangan mu saja. bahkan anak, aku tak punya. jadi lebih baik kita berpisah" ucapnya dengan tegas namun ada nada getir saat ia ucapkan.
"ta ... pi–
"baiklah, surat cerainya akan kami urus, dan mengenai harta tenang saja kau akan mendapatkan bagian mu. jadi silakan pintu keluarnya ada di sana." ujar tuan besar adikusumo Wijayanto. tak sama sekali menatap Rini yang sekarang tengah menarik senyum puas di sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasyCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...