Happy reading
🦋🦋🦋
memulai hari seharusnya, dengan kedamaian. namun berbanding terbalik dengan kediaman keluarga Wijayanto.
pagi-pagi sekali semua sahabat-sahabat kakaknya datang. katanya si ingin pergi ke sekolah bersama. pada hal kan jarak tempat tinggal mereka lebih dekat dengan sekolah, di banding kan jarak kediaman keluarga Wijayanto ke sekolah.
huh Citra tak habis pikir dengan mereka
Sekarang citra tengah menyusun semua yang telah ia siapkan kedalam tas besarnya.
tak lupa citra menaruh sebuah piguran yang ia temukan kemarin di tempat itu.
kemarin saat ia mendekat dan melihat dengan seksama Poto yang ukurannya kecil itu. kepalanya merasa sangat lah sakit dan ada bayangan-bayangan yang hilir mudik di ingatan nya.
yang membuat kepala citra berdenyut sakit.
Ingatan itu begitu asing baik sebagai Citra Sari atau pun Calista Aliya.
sekilas ia melihat seorang gadis kecil yang menangis tersedu-sedu. dengan menatap ke dua sosok yang entah lah citra tak tau siapa karna hanya samar-samar yang dapat ia lihat.
yang pasti itu ada kaitannya dengan Poto yang ada di tangannya sekarang.
bergegas cepat memasukan Poto tersebut ke dalam tas saat ada yang mengetuk pintunya.
saat di rasa telah selesai, ia langsung saja memakai tasnya di punggung dan membuka pintu kamarnya.
melihat mereka yang sudah siap di luar kamarnya dengan tas di masing-masing punggung mereka.
namun satu yang belum terlihat oleh mata nya.
Ah itu dia. dia baru saja datang dengan tas yang juga ada di punggung nya.
Jaser
jaser mendekat ke arahnya, dan mengulurkan tangannya ke pada citra yang membuat citra mengeryit kan dahinya binggung.
"tas mu biarkan aku yang membawanya" ucap jaser.
Oh kirain apa. dengan senang hati citra ingin memberikan tasnya kepada jaser. Namun ada tangan yang langsung menyambar uluran tas citra kepada jaser.
dan orangnya adalah Vero.
"Biarkan aku saja" katanya.
Jaser hanya diam dan mundur setelahnya. Citra melihat jaser sekilas
Dan tatapannya tetap lah datar
🦋🦋🦋
Mereka menggunakan mobil super besar keluarga Wijayanto yang dapat memungkinkan untuk menampung mereka semua.
Kakek nya tadi menawarkan agar mereka langsung di antar ke area camping dengan mobil ini. namun citra menolak tegas akan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration
FantasyCitra seorang nenek tua yang hidup sebatang kara, tak mempunyai sanak keluarga, hidup semasa muda hanya berfokus pada harta dan berkerja, hingga di akhir kematiannya terbaring sepi di temani hampir 30 pelayan yang mengabdi selama bertahun-tahun pada...