[09] sick

440 74 3
                                    

kini sungchan tengah berada di rumah minjeong, dengan penuh perjuangan mengantarkannya pulang, akhirnya sampai juga tepat berada di lantai dua rumah gadis tersebut yang kecil.


"diminum dulu teh nya" ucap minju menawarkan teh hangat pada lelaki itu. sungchan sejujurnya tidak tenang duduk di samping minjeong yang tertidur di ranjangnya.


sembari menerima dan menyeruput teh hangat tersebut, minju ikut duduk juga di sebelah lelaki tersebut, lalu menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia mulai berbicara.




"jadi jung sungchan itu kamu?"



"..orang yang bikin minjeong senyum-senyum tiap malam sampai suatu hari duit saya berkurang di tabungan karena ada judul transaksi ugd."




"nanti.. saya gantiin"




"udah lah, enggak perlu. lagian pekerjaan baru saya sekarang di kantor agensi jadi staff yang bersih-bersih disana."


sungchan terdiam, entah apa yang harus ia jawab pada minju, namun rasanya asing. lelaki itu tidak bisa berbicara banyak pada orang luas.




"..m-maksudnya gaji saya jadi lebih banyak gitu."



"..oh ya, kamu kenapa bisa deket banget sama minjeong? minjeong gak pernah sebahagia ini setelah orang tua kita meninggal beberapa tahun yang lalu." seru minju menambahkan.


"..tapi setelah dia pindah ke seoreum highschool, rasanya dia jadi senyum terus"


"..saya harap kamu orang yang baik."



"..kalau kamu berani bikin minjeong nangis awas aja saya tonjok ya"



"..ooh iya juga, tapi kalian kok enggak punya nomor kontak satu sama lain? rasanya minjeong pernah cerita kalau dia enggak punya nomor kontak kamu karena.. apa ya? lupa."







sungchan tersenyum, kemudian meletakkan gelas teh di meja sebelah kasur.


"semoga minjeong baik-baik aja, cepet sadar dan jangan lupa kasih tau dia buat jangan terlalu capek memaksakan diri sama kegiatannya."




"..saya mau pergi duluan.. makasih"






"ha? langsung pergi begitu aja? bentar banget"

















after yesterday






esoknya minjeong tidak masuk, dan sungchan hanya sendirian duduk di meja paling pojok. seperti biasa lagi, ia seperti tidak punya teman untuk menemani di sisinya.

"kenapa minjeong enggak masuk, ada yang tau?"


tidak ada yang menjawab, karena memang tidak ada yang tahu. kecuali sungchan, ia dapat menebak bahwa minjeong sepertinya masih sakit akibat kemarin.



ia ingin mengangkat tangannya, tapi tidak berani karena takut tidak dianggap oleh siapapun. ia takut bahwa perkataannya tidak lagi dapat di terima orang-orang.


"minjeong..—" chenle mengangkat tangannya, seperti sok tahu minjeong dimana.


namun sayangnya melihat itu sungchan langsung memotong pembicaraan chenle lalu segera mengangkat tangannya paling tinggi.

after yesterday | sungchan winter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang