11. Putus

4.1K 395 31
                                    

"Astagah Dino?!" pekiknya kaget sambil menutup mulutnya. 

Kagetnya Debi bahkan sampai membuat gadis itu mudur dan terduduk di lantai sambil mengelus dadanya. Ia mengerjabkan kedua matanya karena masih tidak habis fikir kalau dirinya akan bertemu dengan Dino di depan pintu perpustakaan seperti saat ini.

Dino memandang Debi bingung, "lo kenapa?" tanyanya bingung dengan reaksi yang diberikan oleh gadis itu.

Debi yang sadar dia langsung buru-buru mengambil buku-buku yang berjatuhan tersebut dan dibantu oleh Dino. Melihat tangan Dino saja sudah membuat dadanya sesak karena terlalu banyak debaran.

"Lain kali hati-hati," ucap Dino sembari berdiri lalu dia mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri.

Hal itu lagi-lagi membuat Debi mengerjabkan matanya, dia masih bingung dengan dirinya sendiri, dengan perasaan apa yang sedang ia rasakan.

Tidak mau menganggurkan uluran tangan dari Dino, buru-buru Debi pun meraihnya dan cowok itu langsung menarik tangan Debi untuk kembali berdiri.

"Nih." Ia menyerahkan buku yang dia ambil tadi pada Debi.

"Makasih ya," ucap Debi dengan malu-malu.

"Hmm,"

Karena memang pada dasarnya Dino itu orangnya cuek, jadi dia hanya bersikap biasa saja bahkan hampir seluruh apa yang dia lakukan tidak pernah terdeteksi oleh lawan bicaranya.

Saat laki-laki itu akan pergi, bahkan sudah melangkahkan kakinya menjauh namun Debi buru-buru menahannya.

"Eh Dino." Panggil Debi.

"Ya?" jawab Dino dengan menaikkan sebelah alisnya.

'Sumpah gue nggak tau mau ngomong apa, lagian ngapain sih pakek manggil?!' rutuk Debi dalam hati.

Laki-laki itu masih menunggu Debi untuk melanjutkan kata-katanya. Namun, gadis itu justru tengah dilanda kebingungan dengan apa yang akan dia katakan nantinya.

'Sial! Dongo banget sih lo Deb!'

"Ada yang mau lo omongin?" tanya Dino.

Debi tersenyum canggung, "makasih."

Dino menatapnya bingung tapi tidak terlalu diambil pusing. "Sama-sama." Dino menjawab dengan anggukan kepala lalu cowok itu benar-benar pergi dari hadapan Debi.

Debi terus menatap punggung Dino yang mulai menjauh dan lama kelamaan sudah tak terlihat lagi dibelokan.

"Sudah selesai Deb?" tanya Bu Fia yang membuat Debi kaget. Jujur saja, Bu Fia sejak tadi melihat kejadian antara Dino dan Debi namun dia mengurungkan niatnya untuk keluar karena ia tau laki-laki yang dicari Debi adalah cowok yang saat ini tengah berjongkok bersamaan dengan Debi.

Dia tau apa yang diinginkan oleh muridnya itu. Jadi dia memberikan ruang, lagian dia sendiri juga masih muda dia paham apa yang di rasakan oleh Debi.

Saat mendengar suara dari Bu Fia otomatis Debi langsung menoleh ke belakang. Di sana, Debi melihat perempuan itu dengan tersenyum.

"Eh? Mbak Fia, lama ya nunggunya? Maaf tadi bukunya jatuh." Debi meminta maaf dan langsung menghampiri orang tersebut tanpa adanya rasa aneh sedikit pun.

"Itu orangnya?" tanya Bu Fia.

Debi bingung, "orang apa ya mbak?"

Bu Fia tersenyum dan menepuk pundak Debi. "Lanjutin Deb, ganteng kok." Lalu setelah itu Bu Fia berjalan terlebih dahulu untuk masuk ke dalam perpustakaan sedangkan Debi masih diam dan berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Bu Fia barusan.

Dino untuk DebiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang