14. Dino untuk Siapa?

3.6K 383 65
                                    

Pagi itu di dekat lapangan banyak sekali murid-murid  yang bergerumbul dan saling bersorak satu sama lain untuk memprovokasi keadaan yang ada di sana. Bukan, mereka bukan sedang menonton pertandingan sepak bola atau pun basket. Tetapi mereka sedang melihat tontonan yang jauh lebih menegangkan. Ada yang memvidio, ada yang naik dari atas bangku taman demi melihat aksi seseorang yang menantang tersebut.

"APA LO HA!?" teriak Debi tepat di depan wajah Reynata. Memang sejak dulu dia dan gadis itu memang sudah terlihat tidak akrab. Apalagi ditambah Debi dulu berpacaran dengan Revan.

Dibuktikan dengan sekarang Debi dengan beraninya mendorong tubuh Reynata sampai dia menabrak pohon yang ada di belakang tubuh perempuan itu. Debi menunjuk wajah cewek itu dengan tajam. Jari telunjuk dengan kuku cantik itu tepat berada di depan mata Reynata.

"Lo ngomong sekali lagi hal kayak tadi gue pastiin lo bakal nyesel seumur hidup lo!" Debi mengancam.

Reynata tidak mau kalah dia balik mendorong Debi dengan kuat hampir saja dia oleng dan jatuh tapi ternyata dia bisa mengendalikan dirinya. Reynata langsung menampar pipi Debi dengan keras dan kuat sehingga hal itu membuat seorang Debi Syaquilla merasa harga dirinya diinjak-injak!

"ANJING LO!" umpat Debi. Satu tamparan balik membuat Reynata langsung menjambak rambut Debi dan dibalas kembali karena tidak terima.

Kini Reynata menarik krah baju sragam Debi, kemudian dilakukan balik juga oleh Debi.

"LO JADI ORANG NGGAK PERNAH BISA DIEM BUAT NGGAK NGURUSIN HIDUP ORANG LAIN APA?!" Debi menjambak serta menendang betis Reynata.

"SHIT!" Reynata langsung menarik kemeja Debi dan tidak sengaja kancing baju itu lepas. Tidak hanya satu tapi 3 sekaligus!

"GUE NGOMONG BERDASARKAN FAKTA! KALAU LO ITU—-"

Prittttt!!!!

Peluit Pak Badrun melengking tinggi membuat orang yang tengah berkerumun di sana langsung memberikan jalan.

"KALIAN BERDUA YA!!" emosi guru berkumis itu naik. Apalagi setelah dia melihat Debi moodnya di pagi hari ini langsung hancur. Sekolah ini sangat luas, dari sekian banyaknya murid dari kelas 10-12 kenapa harus satu perempuan bernama Debi yang membuatnya selalu darah tinggi! Sejak kelas 10 sudah banyak pencapaian keributan yang ditorehaknnya. Bahkan dia pernah terciduk tawuran.

Pandangan Pak Badrun menatap tajam Debi. "APALAGI INI DEBI!? ULAH APA YANG KAMU LAKUKAN? KAMU MENYERANG TEMAN KAMU SENDIRI?!" Tuduhan itu membuat Debi menatap Pak Badrun tajam.

"Reynata, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Pak Badrun pada Reynata. Debi hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Drama dimulai, cih!" sinis Debi.

"Debi tiba-tiba nyerang saya Pak padahal saya nggak ngapa-ngapain dia." Adu Reynata.

Debi sudah menduganya dia hanya menatapnya santai, ini sudah hal lumrah dan biasa baginya.

Huh, playing victim. Debi hanya membatin.

Jelas-jelas Reynata yang terus menerus mengusik hidupnya. Dari dia berpacaran dengan Revan sampai dia memutuskan Revan tapi nyatanya kini keluarganya ikut-ikutan dibawa. Semua apa pun yang dilakukan Reynata selalu membuatnya tidak nyaman. Tapi dia tidak mau membuang tenaga untuk orang-orang yang sama sekali tidak pernah memberikan celah untuk menjelaskan. Mereka hanya tahu, kalau seorang Debi adalah tokoh antagonis dalam hidup mereka.

"Bukan sebaiknya masalah seperti ini dibicarakan di ruang kesiswaan?" pertanyaan yang muncul itu membuat Debi menoleh ke arah sampingnya di sana ada Dino yang berdiri tepat di sebelahnya dan menyampirkan baju sragamnya di pundak Debi. Dengan isyarat agar gadis itu memakainya. Jangan beranggapan kalau Dino itu shirtless tapi dia sudah berganti baju olahraga. Dia melihat keadaan Debi yang menurutnya tidak nyaman itu akhirnya memberikan sragamnya.

Dino untuk DebiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang