36. Batasan

1.9K 194 35
                                    

Setelah memutuskan untuk lebih memilih ikut Dino daripada pulang ke rumah. Karena menurutnya percuma juga justru malah dia akan teringat dengan masalah keluarganya yang sedang berada dititik panas. Semua orang sebentar lagi akan mengetahui tentang kasus yang menjarat papanya tersebut dan perkiraan Debi pasti Reynata menjadi lebih mudah untuk menjatuhkannya. Memikirkan hal tersebut membuat Debi frustasi.

"Udah sampai, mau turun atau ikut masuk?" pertanyaan Dino membuyarkan pikiran-pikiran gadis itu.

"Ikut," jawaban Debi terdengar sangat lesu dan Dino peka akan hal itu. Sebenarnya dia merasa tidak tega dengan gadis yang sudah pasti sangat sedih saat ini.

Kedua orang itu kemudian keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju ke dalam rumah milik Bu Yuli, seperti janji Dino sewaktu ditelepon tadi.

"Rumahnya serem banget, Din." Debi berjalan lebih dekat pada Dino, dia bahkan secara tidak sadar memegang ujung baju sragam milik cowok itu. Dino yang merasakan kalau gadis itu takut dia langsung merangkul Debi.

"Tenang aja, jangan bicara yang aneh-aneh."

Debi mengangguk dan mengikuti perintah Dino. Kedua orang itu kini sudah berada di depan pintu hitam besar karena gerbang rumah sudah terbuka untuk memudahkan mereka masuk.

"Permisi, Bu Yuli." Dino menganggil nama Bu Yuli dan mengetuk pintu agar orang yang ada di dalam tahu akan kehadirannya.

Tak berapa lama seorang wanita paruh baya datang untuk membukakan pintu dan menyambut Dino dan juga Debi.

"Nak Dino sudah sampai ternyata, apa sudah lama? Maaf ya, ibu baru dari belakang." Bu Yuli menyapa kedua orang itu.

"Belum. Baru aja sampai," balas Dino.

Dino membalas dengan anggukan kepala. Lalu saat mereka dipersilahkan masuk, hanya Dino saja yang masuk sedangkan Debi menatap kesekeliling rumah itu dengan aneh. Ada yang aneh dari rumah itu tapi dia tidak bisa mengetahui apa hal yang membuatnya yakin.

"Mau di luar aja?" Dino membuat Debi kaget.

"Ikut!" Dia langsung kembali menghampiri Dino.

"Maaf ya, baru bisa memberitahu sekarang. Karena suami saya baru pulang dari tugasnya," ucap Bu Yuli sembari mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Silahkan duduk nak," suruhnya.

Tatapan Debi selalu terlihat waspada, dia mengamati apapun yang ada di dalam sana. Karena perasaannya selalu memberikan isyarat tidak enak.

"Tenang aja mbak, di sini aman kok. Cuma ini efek dari bangunan dan perabotan yang ada, maklum mbak ini rumah lama. Sejak zaman dahulu, bahkan saat ibu belum dilahirkan rumah ini sudah berdiri dengan kokoh." Penjelasan Bu Yuli membuat Debi tersenyum kaku, dia hanya mengangguk untuk membalas.

"Sebentar saya panggilkan suami saya dulu,"

Tak berapa lama kemudian Bu Yuli datang dengan suaminya, dia tersenyum ramah dan menyalami Dino serta Debi.

"Ada apa ini? Saya dengar ada yang mencari saya kemarin?" tanyanya dengan sedikit tawa.

"Saya Pak," jawab Dino.

"Kamu? Nama kamu siapa? Apa tujuan mu?" tanyanya.

"Saya Dino, tujuan saya hanya ingin menanyakan siapa pemilik pertama rumah ini Pak." Tidak ingin membuang banyak waktu lagi, Dino langsung bertanya pada intinya.

Pria itu mengerutkan dahi, "untuk apa?"

"Ada sesuatu yang harus saya tuntaskan, saya membutuh  informasi ini." 

Dino untuk DebiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang