42. Ke Bandung

1.8K 185 29
                                    

Enaknya kalau baca sambil dengerin lagu di atas 🥰


***


Setibanya di rumah bu Yuli, Dino langsung memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju pagar rumah tersebut. Dia memencet tombol bel yang ada di sana. Belum ada tanda-tanda jawaban dari dalam membuat Dino merasa panik yang berkali-kali lipat. Tersadar akan sesuatu dia langsung merogoh saku celananya untuk mencari ponsel yang sempat dia kantongi tadi. 

Dino mencari nomor milik bu Yuli kemudian dia langsung meneleponnya. Panggilan pertama tidak ada jawaban, dia tidak menyerah sampai usaha ketiga akhirnya panggilan tersebut diangkat. 

"Hallo?" jawab suara dari sebrang sana. 

"Hallo bu Yuli, saya Dino maaf menganggu waktu istirahat ibu. Tapi ada hal penting dan mendesak saat ini, apa ibu mau menemui saya?" Dino berharap. 

"Oh nak Dino. Kapan nak?" tanyanya. 

"Sekarang bu. Saya sudah di depan pagar." 

"Apa?" suara bu Yuli terdengar kaget. "... tunggu saya bukakan pagarnya." Panggilan pun ditutup. Mendengar jawaban tersebut membuat Dino sedikit menghela nafas lega. 

Tidak menunggu waktu lama, sosok yang dia tunggu akhirnya datang untuk menemuinya. Bu Yuli dan Pak Wirogono---suaminya menghapirinya. 

"Ada apa nak malam-malam datang kesini?" tanya pria paruh baya itu bingung. Pintu pagar yang sudah terbuka kemudian bu Yuli mempersilahkan Dino untuk masuk ke dalam. 

"Ini soal pertanyaan saya beberapa waktu yang lalu." Kata Dino. 

"Apa?" tanya bu Yuli. 

"Sosok yang ada di dalam rumah saya mengancam orang-orang yang ada di sana. Termasuk pacar saya," ucap Dino. 

"Maksudnya?" tanya bu Yuli bingung. 

"Ini pasti ulah dia." Perkataan Pak Wiragono membuat Dino mengalihkan pandangannya, dia menatap pria itu. "Bapak tahu?" tanya Dino. 

Dia mengangguk. "Ayo ikut saya ke dalam." 

Sebelum Dino masuk, dia kembali ke dalam mobilnya untuk mengambil kotak yang sempat dia bawa dari rumah. Mungkin dari sini dia bisa memecahkannya satu persatu. Setelah itu dia mengikuti suami istri itu untuk masuk ke dalam rumahnya. 

"Sewaktu dulu, rumah yang kamu tempati itu milik saudara jauh saya. Itu merupakan rumah warisan turun temurun. Banyak kisah yang terjadi di sana. Walaupun tidak banyak orang yang tahu apa saja cerita yang ada di sana namun saya sempat mendapatkan cerita dari orang tua saya kala itu," ujar Pak Wirogono serius. 

Dia mengambil buku lawas yang terdapat di sebuah ruangan, dia membuka album foto yang sangat lusuh. 

"Dia Alberto dan Jaka. Sejak awal kedatangan kamu di sini, saya sudah melihat dengan siapa kamu datang, bukan perempuan berseragam sekolah seperti mu tapi sosok lain yang ada di belakang mu." 

"... mereka bertiga hidup dalam satu kisah. Sosok Alberto ini menyukai perempuan yang selalu bersama kamu," 

"Catlin?" tanya Dino. 

"Iya." 

"Lalu?" tanya Dino penasaran. 

"Tapi ternyata dia memilih untuk bersama dengan Jaka yang pada saat itu mereka juga bersahabat, namun Alberto tidak terima dia memaksa akan mengancam untuk menghabisi keluarga Catlin karena sejak mereka kecil sudah terdengar perjodohan diantara keduanya." 

"Bagaimana dengan Jaka? Saya pernah melihat ada seorang perempuan mendorong anak kecil dan itu mirip pacar saya." 

Secara tidak langsung Dino mengakui jika Debi adalah pacarnya. 

Dino untuk DebiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang